Jokowi TersenyumAntalya, Turki  (Metrobali.com) –

Presiden Joko Widodo menyerukan pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi masalah dan ancaman ekstremisme dan terorisme, dalam Working Dinner Session KTT G-20 membahas terorisme dan krisis pengungsi di Antalya, Minggu malam waktu setempat (15/11).

“Ini merupakan tantangan yang perlu ditindaklanjuti dan disikapi bersama melalui tindakan konkret,” kata Presiden Jokowi.

Presiden menilai dampak negatif yang nyata dari konflik yang terus terjadi di berbagai kawasan dunia adalah meningkatnya migrasi ireguler yang kini menjadi tantangan cukup serius, khususnya bagi Turki dan negara-negara Eropa.

Untuk menyelesaikan masalah ini, menurut Presiden, perlu terlebih dahulu menyelesaikan akar permasalahannya, antara lain dengan memastikan pembangunan berimbang, menghentikan kekerasan dan penindasan, serta menghilangkan diskriminasi dan menegakkan demokrasi.

Presiden Jokowi mengemukakan selama ini Indonesia menerapkan kombinasi pendekatan “hard approach” yang mengedepankan penegakkan hukum dan keamanan, serta “soft approach” dengan menggunakan pendekatan kebudayaan dan agama dalam upaya mengatasi ekstremisme di Indonesia.

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dan negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, Presiden Jokowi berpendapat Indonesia adalah laboratorium yang menunjukkan bahwa Islam, demokrasi, dan kemajemukan bisa berjalan beriringan.

Menurut dia, harmonisasi ini terlihat di mana kemajemukan dan toleransi itu sendiri merupakan kenyataan sehari-hari di Indonesia.

Presiden Jokowi menegaskan kerja sama internasional yang kuat dalam mengatasi ekstremisme dan terorisme adalah keharusan.

“Diperlukan pendekatan terpadu yang mengharuskan negara-negara bersatu dan mengesampingkan perbedaan politik untuk menghadapi ekstremisme dan terorisme,” kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menutup pernyataan pada sesi Working Dinner dengan kesiapan Pemerintah Indonesia untuk bekerja sama dengan masyarakat internasional dalam menghadapi ekstremisme dan terorisme serta guna menumbuhkan toleransi, baik di dalam negeri maupun di seluruh dunia. (www.antaranews.com)