Jembrana (Metrobali com)-

Kabupaten Jembrana dipusatkan di Catus Pata Perempatan Kantor Bupati Jembrana, Simpang Jalan Jend. Sudirman Negara- Dauhwaru , Minggu (10/3)
Pecaruan dipuput oleh lima sulinggih, yakni Ida Bhagawan Dharma Yoga Grya Dharma Sunia, Ida Pedanda Gede Sigara Grya Sigaran Batuagung, Ida Sri Mpu Pande Istri Galuh Santika Putri Grya Taman Tigaron, Ida Pandita Mpu Rastra Prabu Wibawa Diwya Grya Giri Anggrek Amertha, dan Ida Bujangga Rsi Bhujangga Wisnawa Dharma Santika Grya Gumbrih

Turut hadir mengikuti persembahyangan Bupati Jembrana I Nengah Tamba didampingi Ny. Chandrawati Tamba, Perwakilan Foprkopimda, Para Kepala OPD dilingkup Pemerintah Kabupaten Jembrana serta unsur PHDI dan jajaran lainnya.

Ditemui Usai melaksanakan persembahyangan, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengatakan, setiap hari raya Nyepi, Pemerintah Kabupaten Jembrana selalu melakukan pecaruan. Mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan banjar.

“Makna daripada pecaruan ini adalah agar kita mulat sarira (instrospeksi diri), semoga ditahun perjalanan yang sudah kita lalui ini sebagai mulat sarira dan apa yang kita belum laksanakan di tahun kedepan diharapkannya lebih maju, lebih bagus dan tentu menuju, Jembrana Emas sudah semakin positif dan tujuan kita semakin fokus, “ucapnya

Lebih lanjut, Bupati Tamba mengucapkan terima kasih kepada Ida Peranda yang sudah tedun dalam upacara Tawur Kesanga. “Saya sebagai Bupati Jembrana berterima kasih Ida Peranda Sampun Tedun Mendoakan Kabupaten Jembrana Mangda Rahayu,” ujarnya

Pihaknya berharap kepada seluruh umat sedharma agar melaksanakan hari suci Penyepian dengan baik sesuai dengan asas Catur Brata Penyepian. “Saya harapkan kepada seluruh umat sedharma yang ada di Jembrana, Seluruh Bali dan seluruh Indonesia semoga hari suci penyepian ini betul-betul dilaksanakan sesuai dengan asas catur brata penyepian,” harapnya

Sementara Ketua PHDI Jembrana, I Wayan Windra mengatakan, jenis upacara yang digunakan dalam Tawur Kesanga memasuki Tahun Caka 1946 ini adalah Bebangkit Caru Panca Klud Tawur Agung.
“Adapun tujuannya adalah untuk mengharmonisasi hubungan manusia dengan alam, sekaligus sebagai momen instropeksi diri, mengendalikan diri dari hal-hal negatif menuju kebahagian hidup, “pungkasnya. (Humas Jembrana)