Foto: Anggota DPR RI Komisi VI Dapil Bali Putu Supadma Rudana (PSR).

Jakarta (Metrobali.com)-

Anggota DPR RI Komisi VI Dapil Bali Putu Supadma Rudana (PSR) meminta pemerintah lebih proaktif mengantisipasi lonjakan kenaikan harga kebutuhan pokok atau bahan pokok menjelang bulan suci Ramadhan pada akhir Maret nanti. Menurutnya hal ini juga berkaitan dengan tantangan global yakni persoalan keamanan pangan.

“Tentu merupakan suatu hal yang rutin, sebetulnya setiap tahunnya kita memasuki untuk saudara-saudara kita yang berumat muslim memasuki bulan suci Ramadhan. Tentu kita melihat dan berharap dan juga menekankan secara lebih khusus kepada pemerintah agar apa memang challenging global diantisipasi juga. Tantangan global ini kan menyangkut security pangan, security energy dan juga security yang menyangkut air di daerah-daerah tertenta.  Saya baru saja datang dari Bahrain untuk pertemuan Parlementary Union yang ke 146, dan isu-isu itu menjadi konsern bersama,” kata Supadma Rudana di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (14/3/2023)

Jika ditarik kepada kondisi Indonesia saat ini, Anggota Frakasi Demokrat DPR RI ini mengkhawatirkan terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok. Untuk itu, PSR berharap kepada pemerintah agar lebih proaktif serta melakukan sidak pasar dan mengawal suplai kebutuhan pokok agar harga bahan pokok tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat sehingga ketersediaan pangan mencukupi.

“Jangan sampai kebutuhan pokoknya naik, inflasi tinggi, sehingga pemerintah harus segera turun melakukan sidak pasar agar masyarakat tidak terbebani lebih berat dengan harga kebutuhan pokok baik itu beras, cabe, bawang, telur maupun minyak goreng,” ujar Supadma Rudana.

Untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok ini, kata Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini, pemerintah dapat melakukan sidak pasar, mengawal suplai kebutuhan pokok karena kalau suplai ini terhambat baik karena faktor cuaca atau lainnya, dipastikan harga akan ikut naik.  Jalur distribusi harus dikawal dengan baik sehingga distribusi kebutuhan pokok menjadi lancar. Kalau mis manajemen yang rugi itu masyarakat.

“Jadi agar distribusi, jalur distribusi itu dikawal dengan baik, karena memang selama ini kita tidak mau ada alasan apa bahwa peningkatan harga, karena distribusi, cuaca buruk, peningkatan harga karena terjadinya kemacetan, terlambat nya suplai pasok kebutuhan pokok,” ujar Supadma Rudana.

“Kenaikan harga juga dikarenakan mungkin panen yang menurun atau memang strategi yang belum diterapkan secara baik. Dan memang kita berharap segera ini dilakukan penanganan, karena ini adalah management.  Kalau missmanagement yang rugi adalah masyarakat dan ini pemerintah sudah kita berikan support di komisi VI, baik Kementrian Perdagangan aan Kementerian lainnya, agar mengawal lebih komprehensif kebutuhan pokok ini agar harga-harga bisa terjangkau dan terjaga,” terang Supadma Rudana seraya mengapresiasi Presiden Jokowi yang telah turun juga sidak ke lapangan melakukan sidak pasar.

 

Lebih jauh politisi asal asal Desa Peliatan, Ubud ini menyampaikan selain mengantisipasi harga kebutuhan pokok menjelang hari raya keagamaan terlebih akan memasuki bulan puasa, libur Lebaran Idul Fitri dan pasca liburan, pemerintah juga patut mengawasi jalur mudik dan arus balik agar tidak terjadi antrean atau kemacetan panjang kendaraan yang biasanya kerap terjadi di pelabuhan.

“Pemerintah sudah harus memikirkan harga-harga tiket transportasi baik darat, laut dan udara tetap terjangkau masyarakat. Saya kira libur Lebaran nanti akan banyak saudara kita umat Islam yang akan mudik apalagi ini pandemi sangat terkendali nyaris nol kasus sehingga ini wajib diantisipasi pemerintah, manajemennya agar tidak menimbulkan kemacetan, harga tiket tidak terlalu mahal, jadi harus dikawal dengan baik,” pinta Supadma Rudana.

Pria yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) ini sangat berharap jelang bulan puasa, Idul Fitri, libur Lebaran dan pasca Lebaran, seluruhnya berjalan dengan lancar, tidak ada kegaduhan sosial baik yang disebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok, harga tiket dan kondisi sosial lainnya di masyarakat.

“Kalau semua lancar, harga terkendali, masyarakat tentu akan merasa nyaman menjalani ibadah puasa, merayakan Idul Fitri tanpa harus dibebani oleh harga-harga yang melambung. Selamat memasuki bulan suci Ramadhan sekaligus saya secara pribadi menyampaikan mohon maaf lahir batin,” pungkas Supadma Rudana. (wid)