Denpasar (Metrobali.com)-

Atmosfir civitas akademik Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar semakin bergerak cepat dan berpacu dengan waktu. Pasalnya, ini karena adanya tuntutan agar ISI dikonversi menjadi Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI). Bahkan, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah manergetkan mengonversi seluruh ISI menjadi ISBI dalam tahun ini. Selain itu, pemerintah juga akan membuka ISBI di Aceh, Kalimantan, Makassar, dan Papua.

Yang mengejutkan, ISI Denpasar didaulat untuk mendirikan ISBI di Papua. Dan, diharapkan sudah dapat terealisasi awal tahun depan. Tak pelak, seluruh komponen civitas akademik ISI Denpasar terpaksa harus bekerja ekstraketat untuk menyiapkan segala keperluan terkait proses konversi ISI jadi ISBI sekaligus mengonstruksi konsep pendirian ISBI di Papua.

Kepada koran ini, Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S, MA menegaskan bahwa ISI telah memenuhi dan melakukan berbagai persyaratan untuk ditingkatkan statusnya menjadi ISBI. Di antaranya pengadaan tenaga pengajar, fasilitas pendukung dan berbagai persyaratan lainnya. Dan, kini yang sedang dalam proses pembahasan adalah menambah satu fakultas ilmu kebudayaan dengan program studi tradisi lisan dan kajian budaya.

Dengan begitu, ISI sebagai cikal bakal Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) yang selama ini melakukan pengembangan program studi mulai dari seni tari, tabuh, seni rupa dan desain nantinya akan berubah status menjadi ISBI. Diharapkan, setelah berubah status ISI Denpasar mampu melakukan fungsi konservasi budaya mulai dari menggali sampai merawat produk budaya dan seni sekaligus mempromosikan dan membangun warisan budaya. “Sebagai media diplomasi budaya yang dapat menyejahterakan kehidupan bangsa,” harapnya.

Sementara itu, terkait persiapan konsep pendirian ISBI di Papua, Prof. Rai mengakui sudah hampir rampung dan seluruh tim yang terlibat pun hingga saat ini secara terus menerus telah melakukan proses finalisasi konsep sesuai bidangnya masing-masing. Meskipun masih terdapat sejumlah kendala, tapi secara menyeluruh persiapan konsep dari pendirian ISBI di Papua sudah mencapai target sekitar 80 persen. Mulai dari sebaran mata kuliah, course content, bibliografi, dan staf pengajar.

Diakuinya, ISBI di Papua nantinya akan membuka fakultas seni pertunjukan yang terdiri atas program studi seni tari, seni musik, etnomusikologi, dan teater. Selanjutnya, seni rupa dan desain yang meliputi program studi seni lukis, patung, kriya, serta desain interior dan desain komunikasi visual. Kemudian, fakultas ilmu budaya yang terbagi dalam dua program studi tradisi lisan dan kajian budaya. “Intinya, konsep pendirian ISBI di Papua ini harus rampung sesuai target. Paling lambat sebulan ke depan ini, ” tegasnya, agar bisa secepatnya dapat dilaporkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. IJA-MB