Jokowi-JK

Jakarta (Metrobali.com)-

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI) Burhanuddin Muhtadi mengatakan calon pesiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo lebih tepat berpasangan dengan mantan wakil presiden Jusuf Kalla.

“Dari hasil survei yang dilakukan IPI, Jokowi (Joko Widodo) yang dipasangkan dengan beberapa tokoh, tingkat elektabilitas tertinggi jika berpasangan dengan Jusuf Kalla yakni 45,9 persen,” kata Burhan Muhtadi ketika mempresentasikan hasil survei “Efek Calon Wakil Presiden” di kantor IPI Jakarta, Selasa (13/5).

Burhan menjelaskan, dalam survei secara random tersebut Jokowi juga dipasangkan dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD memperoleh elektabilitas 44,9 persen, Jokowi dengan Ketua KPK Abraham Samad (42,9 persen), Jokowi dengan Mantan KSAD Jenderal TNI (PUrn) Ryamizard Ryacudu (42,5 persen), serta Jokowi dengan Panglina TNI Jenderal Moeldoko (39,3 persen).

Survei IPI dilakukan terhadap 1.220 responden yang memenuhi persyaratan sebagai pemilih di seluruh Indonesia pada 20-26 April 2014, dengan “margin of error” 2,9 persen.

Dari hasil survei tersebut, Burhan mengatakan, Jokowi lebih tepat berpasangan dengan Jusuf Kalla.

Staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (FISIP UIN) Jakarta ini mengatakan, kelebihan Jusuf Kalla adalah memiliki banyak pengalaman di pemerintahan, seperti menjadi Menko Perekonomian dan Wakil Presiden.

Jusuf Kalla, kata dia, juga memiliki banyak pengalaman di organisasi dan partai politik. Kalla pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar dan saat ini menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia.

“Jusuf Kalla juga memiliki hubungan yang baik dengan tokoh-tokoh agama, sehingga diterima oleh semua kelompok masyrakat,” katanya.

Namun kekurangannya, menurut Burhan, Jusuf Kalla yang saat ini berusia 70 tahun, memiliki perbedaan usia sangat jauh dengan Jokowi, sehingga jika pasangan ini terpilih sebagai presiden dan wakil presiden diperkirakan Jokowi akan sungkan memerintah Jusuf Kalla.

Kelemahan lainnya, kata dia, karakter Jusuf Kalla adalah dominan sehingga dikhawatirkan akan terjadi matahari kembar. AN-MB