Foto: Kepala Unit Pengembangan Layanan KSEI Amrizal Arief.

Denpasar (Metrobali.com)-

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) punya peran vital dalam proses pengadministrasian, penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek di pasar modal Indonesia.

Di tengah semakin “seksinya” pasar modal Indonesia dan terus bertambahnya jumlah investor baru, KSEI terus berupaya mengembangkan berbagai fasilitas dan layanan kekinian.

“Dengan berbagi pengembangan, kami inginmeningkatkan investor dalam bertransaksi serta menarik minat investor baru untuk berinvestasi di pasar modal,” ungkap Kepala Unit Pengembangan Layanan KSEI Amrizal Arief.

Hal ini disampaikan dalam sosialisasi Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) dan diskusi bersama Wartawan di Warung Bendega Renon Denpasar, Kamis siang (25/9/2019).

Beberapa pengembangan lain tengah dilakukan KSE dalam memberikan dampak positif bagi Pasar Modal Indonesia Diantaranya inisiasi simplifikasi pembukaan Rekening Efek (RE) dan Rekening Dana Nasabah (RDN).

Hal ini sesuai dengan arah pengembangan sektor jasa keuangan Indonesia yang tercantum dalam master plan sektor jasa keuangan Indonesia tahun 2015-2019.

“Tujuan program kerja ini dilakukan agar pembukaan RE dan RDN lebih mudah, cepat dan menjangkau lokasi yang lebih luas, sehingga investor dapat segera melakukan transaksi di pasar modal,” terang Amrizal didampingi Kepala BEI (Bursa Efek Indonesia) Perwakilan Bali I Gusti Agus Andiyasa

KSEI telah memulai inisiatif ini sejak tahun 2016 dengan target awal adanya pedoman untuk penggunaan aplikasi elektronik dalam pembukaan rekening. Hingga adanya pedoman untuk pembukaan RE agar dapat dilakukan melalui cabang-cabang Bank Administrator RDN.

Tahap selanjutnya akan dilakukan pengembangan infrastruktur untuk mendukung mekanisme simplifikasi pembukaan RE dan RDN melalui AKSes Financial Hub di tahun 2019.

Saat ini, KSEI sedang mengkaji kemungkinan diterapkannya full dematerialisasi di pasar modal Indonesia. Untuk inisiatif strategis yang terakhir, berupa Layanan KYC Administrator Agent, KSEI telah memulai kajian pembuatan platform penyimpanan data KYC yang tersentralisasi.

Platform ini nantinya apat digunakan oleh Pelaku Jasa Keuangan (PJK) untuk sharing informasi KYC sehingga kualitas data nasabah menjadi lebih baik. Saat ini, masih terdapat pula pengulangan proses KYC untuk investor yang sama pada PJK yang berbeda.

Adapun insiatif KSEI yang lain yaitu e-proxy dan e-voting platform. Dimana agar proses RUPS dapat berjalan efisien dan efektif diantara pihak-pihak terkait, salah satunya
memberikan kuasa untuk menghadiri RUPS dan memberikan hak suara melalui e-proxy dan e-voting platform.

Untuk pengembangan tersebut, KSEI telah menunjuk Central Securities Depository (CSD) of Turkey – MKK (Merkezi Kayit Kurulusu) sebagai mitra untuk melakukan pengembangan e-proxy and e-voting platform.

Dengan berbagai pencapaian dan pengembangan tersebut, KSEI kembali meraih Marquee Award sebagai The Best Central Securities Depository in Southeast Asia in 2018 versi Alpha Southeast Asia, yang sebelumnya juga pernah diraih di tahun 2016.

Secara garis besar, tujuan rencana jangka panjang KSEI adalah membangun kapasitas dan kapabilitas perusahaan yang setara dengan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di tingkat regional dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Lalu mendukung perkembangan industri pasar modal, serta meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi pemakai jasa KSEI.

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 KSEI telah merampungkan beberapa pengembangan. Seperti implementasi C-BEST Next-G, sistem untuk aktivitas penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek di pasar modal.

Ini dikembangkan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah investor di pasar modal. “Kapasitas sistem KSEI generasi terbaru tersebut meningkat 6 kali lipat dan mampu menangani hingga 3 juta investor,” ujar Amrizal.

KSEI juga mengambil peran penting dalam implementasi perubahan siklus penyelesaian transaksi yang sebelumnya 3 hari (T+3) menjadi 2 hari (T+2). Hal ini mulai diterapkan pada perdagangan Bursa per tanggal 26 November 2018.

Peran KSEI sangat penting dalam proses tersebut karena penyelesaian transaksi pada tanggal 28 November 2018 merupakan penyelesaian transaksi gabungan atas perdagangan dengan siklus Penyelesaian T+3 hari terakhir.

Yaitu hari Jumat (23 November 2018) dan perdagangan dengan siklus Penyelesaian T+2 hari pertama pada hari Senin (26 November 2018). Double Settlement pada tanggal 28 November 2018 telah sukses dilaksanakan KSEI tanpa kendala yang berarti.

Sementara dalam sosialisasi kali ini, KSEI ingin memfokuskan mengenai Fasilitas AKSes Next
Generation (AKSes Next-G) yang telah diimplementasikan. Pengembangan AKSes Next-G meliputi proses log-in yang mudah, cukup dengan menggunakan alamat email.

Pengguna AKSes Next-G pun tidak terbatas pada investor saja tetapi juga masyarakat secara umum. Perubahan lain pada AKSes Next-G terdapat pada laman Beranda/Home yang lebih dinamis dengan informasi yang lebih menarik.

Yakni dengan menampilkan running trade, aktivitas pasar modal, dan headline berita/artikel terkait pasar modal.

Sesuai data KSEI per akhir Agustus 2019, Provinsi Bali menempati urutan ke-8 untuk jumlah investor terbanyak dari 34 provinsi di Indonesia yaitu 20.430 investor. Dari jumlah tersebut tercatat sebanyak 10.007 investor berdomisili di kota Denpasar.

Adapun jumlah investor di Pasar Modal Indonesia hingga akhir Agustus 2019, telah mencapai sekitar 2.123.283 investor. Jumlah mencakup investor pemilik Efek, Reksa Dana dan Surat Berharga yang diterbitkan Bank
Indonesia. (wid)