Indra Bambang Utoyo Janji Modernisasi Partai Golkar
Calon Ketua Umum DPP Partai Golkar, Indra Bambang Utoyo berharap Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar kali ini menjadi momentum kebangkitan partainya. Kandidat nomor urut tujuh itu berharap Munaslub menjadi ajang persatuan Partai Golkar yang setelah beberapa lama mengalami perpecahan.
“Banyak dari kita itu sedih dan kecewa. Selama hampir dua tahun persaudaraan terpecah. Saat ini, ada Munaslub yang saya harapkan sebagai momentum kebangkitan Golkar,” kata Indra Kamis malam 12 Mei 2016.
Menurutnya, perpecahan internal partainya disebabkan oleh karena Golkar meninggalkan kebersamaan, persatuan dan musyawarah mufakat.
“Mengapa kita pecah, karena kita meninggalkan kebersamaan. Meninggalkan persatuan, meninggalkan musyawarah mufakat,” papar dia. Menurutnya, jika Partai Golkar gagal dalam Munaslub ini, bisa saja Golkar akan makin terpuruk dan menjadi partai papan bawah.
Untuk itu, Indra berjanji jika terpilih sebagai ketua umum akan melakukan modernisasi partainya. Ia juga akan membawa Partai Golkar kembali bermartabat dan bersih. “Karena itu, ke depan kalau mau Golkar itu besar, membawa dan menjadikan Golkar partai modern, bermartabat dan bersih, dan akan membawa Golkar menjadi lebih besar lagi di masa mendatang. Tapi ini harus dilewati, tidak lagi dilakukan seperti yang lalu-lalu. Kalau kita tidak bisa membawa Munaslub ini menjadi momentum kebangkitan, Golkar akan terpuruk, mungkin akan menjadi partai papan bawah,” tegas dia.
Indra menjelaskan, partai modern yang dimaksudnya harus berbasis pada pengkaderan dan kepemimpinan yang baik berdasarkan transparansi. Bagi dia, salah satu persyaratan partai modern adalah di mana keputusan tak bertumpu pada satu orang atau kelompok saja.
“Intinya, saya ingin memimpin Golkar ini menjadi partai bersih dan bermartabat dengan dengan menjadikan Partai Golkar yang modern. Banyak persyaratan partai yang modern, misalnya kepemimpinan tidak satu tempat dan kelompok saja. Seluruh keputusan seharusnya dilakukan dengan musyawarah, tidak sendiri atau tidak transparan,” ucap Indra.
Kemudian, ia melanjutkan, dalam penempatan kader harus berdasarkan sistem. Penempatan kader tak boleh berdasarkan like and dislike ataupun transaksi uang. “Itu tidak boleh. Partai yang modern ialah partai kader,” demikian Indra. JAK-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.