Jakarta, (Metrobali.com)

Penerbit berita lokal peserta IMA berfoto bersama tim Tempo Institute, 24 Agustus 2022 di Jakarta

Dua puluh penerbit lokal sukses mengikuti program pelatihan Independent Media Accelerator (IMA) dari Tempo Institute yang didukung oleh Google News Initiative. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas jurnalisme, pemahaman tools dan platform digital, hingga literasi keuangan untuk mempertahankan bisnis secara signifikan.

Para penerbit lokal ini pun berharap selama proses program berlangsung, mereka dapat beradaptasi serta terus berinovasi dalam menghadapi perkembangan yang terjadi dalam ekosistem teknologi digital. Selama dua bulan, mereka mendapatkan berbagai pelatihan mulai dari jurnalistik, digital media, hingga pengelolaan keuangan.

Pada akhir program, juri telah memilih lima penerbit lokal terbaik, yaitu Bandungbergerak.id yang memanfaatkan dana fellowship yang diperoleh melalui IMA untuk membuat lini produk baru, video podcast, untuk memperkuat misi jurnalistik mereka dan menjadi suara komunitas yang terpinggirkan. Kemudian ada Jurnalis Komik yang menggunakan dana fellowship untuk menghasilkan serial komik tentang biota laut. Serial komik ini mereka persembahkan kepada publik melalui sejumlah pameran di beberapa area publik dan kafe di Bandung.

Trust TV, BaleBengong, dan Lekasura yang juga berhak atas dana fellowship mengimplementasi rencana akselerasi media masing-masing yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu sosial, memperkenalkan wisata dengan nilai-nilai otentik masyarakat desa di Bali, hingga memberdayakan warga Wakatobi melalui program jurnalisme.

“IMA sangat berdampak bagi Lekasura, terutama dalam menyokong pendanaan program dan ketersediaan fasilitas peliputan tim. Melalui IMA, kami akhirnya memiliki satu unit kamera dan komputer. Tidak hanya itu, kami dapat menjalankan program dengan belajar manajemen tim yang baik,” terang Febriansyah, Pemimpin Redaksi Lekasura.

“Dengan mengikuti IMA, kami akhirnya juga mampu memperkuat eksistensi di Wakatobi, khususnya Pulau Tomia, sebagai media yang akan terus mendokumentasikan tradisi warga pulau. Bahkan kami akan berkolaborasi dengan perwakilan pemerintah daerah untuk menjadikan program seperti Sekolah Pulau kegiatan rutin tahunan bagi warga Wakatobi dan sekitarnya,” tambahnya.

Dalam materi yang disampaikan selama pelatihan, IMA berupaya untuk mempromosikan pers yang aman, independen, dan pluralistik di negara-negara berkembang. Selain sesi pelatihan formal, program ini juga memberikan bimbingan tatap muka dari para mentor profesional yang merupakan key person di berbagai organisasi media. Para mentor hadir untuk membantu mengidentifikasi masalah, mencari solusi, memilih langkah yang tepat, dan menyiapkan anggaran.

“IMA telah sukses mendorong organisasi media berinovasi dan beradaptasi dengan ekosistem digital agar bisnis mereka dapat berlanjut. Tentunya untuk mencapai bisnis digital yang berkelanjutan diperlukan inovasi yang bermanfaat dan menghasilkan pendapatan bersama bagi banyak pihak,” ujar Qaris Tajudin, Direktur Eksekutif Tempo Institute.

Independent Media Accelerator merupakan inisiasi Tempo Institute bersama sejumlah lembaga, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika, AMSI, AJI, Visi Integritas, Departemen Komunikasi Universitas Gadjah Mada yang didukung oleh Google News Initiative. Program yang diselenggarakan pada periode Juli – Desember 2022 ini telah menarik minat 164 penerbit lokal dari seluruh Indonesia untuk mengikuti program pelatihan yang dilakukan dalam format online dan tatap muka. (RED-MB)