Foto : Walikota Semarang Hevearita G Rahayu, Ibunda Megawati Soekarnoputri, dan Menteri PPPA Bintang Puspayoga (Dari Kiri ke Kanan)

 

Semarang, (Metrobali.com)

Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibunda Megawati Soekarnoputri memiliki perhatian yang intens terhadap polemik stunting yang terjadi di Indonesia. Bagaimana tidak, kasus stunting ini jika terus dibiarkan tanpa penanganan strategis dari seluruh pihak tentunya akan membuat generasi muda bangsa Indonesia tidak memiliki kebugaran jasmani yang baik di mana implikasi akhir adalah mereka tidak bisa produktif dalam berkegiatan.

Komitmen mengatasi stunting dari Ibunda Megawati Soekarnoputri tersebut tidak hanya dibuktikan dengan statement saja, langkah konkret di lapangan dilaksanakan mantan Presiden RI Ke-5 tersebut dengan meminta seluruh kader Partainya untuk ikut bergotong-royong melawan stunting.

Pendirian dapur umum, demo masak dan sosialisasi resep mustika rasa, hingga pembagian makanan pendamping dilakukan oleh jajaran kader Partai berlambang banteng moncong putih tersebut setelah mendapatkan arahan dari Ibu Ketum.

Terbaru, Ibunda Megawati Soekarnoputri memanggil dua srikandi Partai dan memberikan arahan dalam mengatasi stunting melalui kebijakan konkret dan holistik. Kedua sosok tersebut adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga dan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Dalam pemahaman hermeneutic, pemanggilan dua srikandi Partai ini pastinya memiliki alasan. Paling logis, diharapkan ke depan terjalin sinergitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi stunting. Bagaimanapun juga, pemerintah daerah pasti punya basis data yang aktual, faktual, dan representatif terkait dengan kondisi penduduk, utamanya adalah anak-anak.

Di sisi lain, pemerintah pusat adalah otoritas tertinggi untuk menentukan arah kebijakan nasional. Dengan demikian, apabila kedua elemen ini saling berkolaborasi, maka masalah stunting ini akan terselesaikan secara sistematis.

Alasan logis lainnya adalah Ibunda Megawati Soekarnoputri dimungkinkan ingin menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan kader perempuan. Sejauh ini, publik lebih familiar bahwa pemangku kebijakan maupun pejabat politik identik dengan laki-laki. Akan tetapi, hal ini tentu bukan sesuatu yang rigid, karena perempuan jika diberikan ruang dan diberdayakan juga bisa membuat produk kebijakan maupun program yang visioner. (RED-MB)