Denpasar (Metrobali.com)
Hotel dengan konsep layanan terbatas yang ada di Bali sangat diminati wisatawan baik asing maupun lokal. Di Bali sendiri saat ini baru ada dua hotel tapi masih dalam satu grup, yakni Tune Hotels Legian dan Tune Hotels di Kuta. Hotel dengan konsep ini baru satu-satunya di Indonesia.
 Manajer Hotel Tune Legian, Deki Irwanto mengatakan konsep layanan terbatas ini adalah memberikan pilihan bagi tamu yang menginap dalam pemanfaatan fasilitas yang ada di dalam hotel. Artinya, ada beberapa item fasilitas yang boleh dipesan atau tidak, seperti handuk, AC, dan Wi-fi.
 “Tamu diberikan kebebasan, kalau menggunakan fasilitas tambahan  dikenakan tarif tambahan yang sudah ditentukan, sedangkan bila tidak, maka si tamu cukup membayar sewa kamar saja dengan harga dasar yang murah tapi sangat fluktuatif,” jelas Deki Irwanto, Kamis (15/12) malam serangkaian memperingati HUT ke-2 Tune Hotels di Legian.
 Menurut Deki, harga dasar satu kamar malah pernah ditawarkan hanya Rp 10 ribu per malam ketika baru mulai operasi dua tahun lalu. Namun selanjutnya pada hari-hari berikutnya, harga sangat fluktuatif sesuai pemesanan. Namun dalam kisaran normal, tarif dasarnya berkisar pada Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu dengan spesifikasi hotel bintang tiga. Tapi selama berlangsungnya KTT ASEAN baru-baru ini, harga kamar bisa mencapai Rp 600 ribu/malam seiring meningkatnya pesanan.
 “Untuk Desember ini pemesanan kamar sudah mencapai 95 persen dari 169 kamar yang dijual,” ujar Deki. Dari tamu yang menginap, sebagian besar atau sekitar 60 persen adalah tamu asing, seperti dari Malaysia dan Singapura.  Hingga dua tahun beroperasi, dua hotel dengan konsep yang sama ini — Tune Hotels di Legian dan Tune Hotels di Kuta– sudah mampu meraup dua juta wisatawan sejak beroperasi.
 Sukses menerapkan konsep layanan terbatas ini, kata Deki, mengikuti yang sudah diterapkan  pada manajemen maskapai AirAsia yang merupakan satu grup perusahaan. Dengan konsep yang langka ini, dia mengaku lebih gampang memasarkannya daripada konsep dengan layanan penuh yang selama ini diterapkan hampir semua hotel.
 Untuk sejumlah item fasilitas pilihan, Deki menyyebutkan handuk misalnya dihargai Rp 17 ribu per lembar sekali pakai, faslitas jaringan Wi-fi Rp 40 ribu per 24 jam, sedangkan AC 24 jam dikenakan tambahan Rp 55 ribu.  Tamu yang menginap lebih didominasi orang asing dengan persentase sampai 60 persen, seperti dari Malaysia dan  Singapura sedang 40 persennya lokal.
Terkait banyaknya permintaan tamu akan ketersediaan televisi di kamar, Deki mengaku akan menambah satu item tambahan yakni TV yang direncanakan sudah bisa terealisasi pada kwartal keempat tahun depan. “Ini karena banyaknya permintaan dari tamu,” ujarnya. (rus)