SATU keluarga beranggotakan tiga orang menghilang secara misterius dari rumahnya di Perumahan Kampial Residence, Lingkungan Menesa, Desa Adat Kampial, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Korban sekeluarga ini hilang bersama sopir berikut istri dan anaknya. Korban sekeluarga diduga diculik dengan lebih dulu disiksa, karena rumah mereka dipenuhi bercak-bercak darah.

Satu keluarga yang menghilang secara misterius sejak 14 Februari 2012 lalu ini adalah I Made Purnabawa, 28, dan Ni Luh Ayu Sri Mahayoni, 27 (istri korban), dan Ni  Wayan  Krisna Ayu Dewi, 9 (anak korban). Sedangkan sopir keluarga Made Purnabawa yang juga hilang adalah Heru Ardianto beserta istrinya, Ni Putu Anita, dan anaknya, Agus.
Sehari-harinya, Heru Ardianto bersama istri dan anaknya tinggal di rumah keluarga Made Purnabawa. Heru bertugas sebagai sopir, sementara istrinya, Putu Anita, bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sana. Sopir Heru Ardianto beserta istrinya dan anaknya sudah bekerja dan tinggal di rumah keluarga Made Purnabawa di Desa Adat Kampial, sejak setahun lalu. Putu Anita yang menjadi pembantu rumah tangga di sana diketahui masih memiliki hubungan kekerabatan dengan istri majikannya, Luh Ayu Sri Mahayoni.
Korban Made Purnbawa selaku kepala keluarga (KK) di rumah ini merupakan putra asli Badung, yang berasal dari Desa Adat Peminge, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Kesehariannya, korban bekerja sebagai guide freelance di salah satu hotel.
Sedangkan istrinya, Luh Ayu Sri Mahayoni yang asal Buleleng, diketahui bekerja di Hotel Novotel Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan. Sementara putri semata wayangnya, Ni Wayan Krisna Ayu Dewi, masih duduk di kelas IV SDN 5 Benoa. Si kecil Krisna Ayu Dewi diketahui sudah tidak sekolah sejak Senin (13/2) lalu, sedangkan ibundanya, Ayu Sri Mahayoni, terakhir kali bekerja di hotelnya hari itu juga.
Perihal hilangnya secara misterius satu keluarga bersama sopir berikut istri dan anaknya ini pertama kali diketahui salah seorang keluarga korban, Ni Komang Arianti. Perempuan ini mengaku kehilangan kontak dengan keluarga Made Purnabawa sejak Selasa (14/2) lalu. Karena penasaran, Komang Arianti akhirnya mendatangi rumah korban di Desa Adat Kampial, Kamis (16/2) lalu.
“Waktu (Komang Arianti) mau masuk, pintu rumah korban semua dalam keadaan terkunci, sementara lampu dan AC-nya masih menyala. Sedangkan mobil Innova warna silver serta dua sepeda motor yaitu Mio Soul dan Jupiter MX, tidak ada di tempat,” ungkap Kepala Lingkungan (Kaling) Menesa, I Wayan Loka Astika, Jumat (17/2).
Karena curiga dengan situasi rumah, akhirnya keluarga korban menghubungi polisi. Lalu, mereka masuk dengan cara membobol pintu rumah keluarga Made Purnabawa. Ternyata, rumah dalam keadaan kosong tanpa penghuni, meski lampu dan AC dalam kondisi menyala. Sedangkan pintu kamar utama dan kamar anak korban dalam kondisi terkunci.
“Waktu itu juga, sudah terlihat bercak darah di tembok rumah,” jelas Loka Astika. Nah, saat pintu kamar anak korban dibuka, terlihatlah ceceran darah di atas ranjang, selain bercak-bercak darah di tembok. “Laptop dan perhiasan di kamar utama katanya sudah hilang,” terang Loka Astika.
Petugas kepolisian langsung melakukan olah TKP bersama tim forensic, Kamis malam. Keesokan harinya, Jumat pagi, giliran Tim Pulabfor Mabes Polri Cabang Denpasar yang melakukan olah TKP di rumah korban. Dari hasil olah TKP, ditemukan bercak darah di mana-mana, termasuk di lorong menuju pintu luar dan dekat garase mobil. Sedangkan di ruang tengah, ditemukan dua gigi manusia yang belum bisa dipastikan siapa pemiliknya.
Saat dilakukan penyisiran ke kebun jati yang berada di depan rumah korban, petugas menemukan mayat anjing milik keluarga naas ini. Mayat anjing bernama Tata tersebut ditemukan dalam kondisi membusuk dan sudah ditanam di tengah kebun jati. Petugas juga mengamankan sebuah cangkul yang diduga digunakan untuk membunuh anjing itu.
Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Gede Putu Dedi Ujiana, mengatakan sampai saat ini pihaknya belum bisa memastikan apakah keluarga Made Purnabawa beserta sopir dan anak-istrinya diculik atau indikasi lainnya. Terkait bercak darah yang ditemukan sei sejumlah sudut, masih akan dilakukan tes laboratorium. “Kami belum bisa simpulkan apa-apa, karena perlu berkordinasi dulu dengan tim forensik,” ujar Putu Dedi, Jumat kemarin.
Meski demikian, spekulasi yang berkembang, korban Made Purnabawa sekeluarga diduga diculik, dengan lebih dulu dianiaya. Beberapa keluarga korban mengatakan, ada tetangga yang melihat sopir Heru Ardianto beserta istrinya, Putu Anita, dan anaknya, Agus, telah meninggalkan rumah, Minggu (13/2) atau sehari sebelum mereka kehilangan kontak. “Kemarin ada tetangga yang bilang kalau ketiganya (sopir bersama istri dan anaknya) pergi dari rumah ini,” jelas salah seorang keluarga Made Purnabawa kemarin.
Dia pun menduga kepergian sopir beserta istri dan anaknya ini ada hubungannya dengan menghilangnya keluarga Made Purnabawa secara misterius. Apalagi, antara istri majikan, Ni Luh Ayu Sri Mahayoni, dan pembantunya yakni Putu Arianti (istri sopir) sempat ada masalah. “Memang ada masalah antara istri dan pembantunya yang sebetulnya masih ada hubungan saudara ini,” katanya

Selain mencari Made Purbawa dan keluarganya, warga Banjar Peminge Badung Bali juga melacak keberadaan supir Made yang diketahui bernama Heru. Supir Made bernama Heru ini juga ikut hilang bersama istri dan seorang anaknya yang berumur 16 bulan. Namun Heru disebut-sebut pergi meninggalkan rumah Made sebelum Made Purnabawa dan keluarganya dinyatakan hilang.
“Supir Made namanya Heru dari Banyuwangi dan baru kerja di sana 1 tahun. Supirnya (Heru) sebelumnya pamit pergi dari rumah Made (Purnabawa). Nah beberapa hari setelah itu Made Purnabawa dan keluarganya hilang. Apakah ini ada kaitannya, kita tidak tahu karena masih dalam penyelidikan polisi,” kata Made Sana, tokoh warga Banjar Peminge (19/2/2012).

Tim Cyber Crime Polda Bali

Tim Cyber Crime Polda Bali mulai melakukan pelacakan terkait hilangnya satu keluarga secara misterius yang terjadi di Perumahan Kampial Residence Kampial Residence Blok D Nomor 2, Nusa Dua Bali, pada Kamis (16/2/2012) lalu.
Hingga kini motif hilangnya keluarga itu masih tidak jelas.   Pelacakan yang dilakukan aparat kepolisian untuk menyelidiki kasus ini masih terus dilakukan,  Pelacakan diawali dari hubungan komunikasi terakhir hingga dimana posisi terakhir yang bersangkutan. “Kita meminta bantuan Cyber Crime Polda Bali untuk melacaknya,” ungkap sumber kepolisian Polresta Denpasar, pada Minggu (19/2).
Pelacakan komunikasi ini dilakukan aparat kepolisian setelah sanak keluarga Made Purnabawa dimintai keterangan. Setidaknya, ada beberapa sanak keluarga sudah diperiksa di Polresta Denpasar.  “Sanak saudaranya sudah kita mintai keterangan di Polresta, nanti dari sana kita akan telusuri motif hilangnya pemilik rumah,” bisik sumber minta namanya dirahasiakan.
Sumber itu mengatakan, sejauh ini sanak keluarga Made Purnabawa juga bingung dengan kasus hilangnya keluarga mereka. Bahkan, mereka juga tidak bisa berkomunikasi sejak beberapa hari lalu, pasca hilangnya Made Purnabawa. Sementara terkait darah dan dua gigi yang ditemukan di dalam rumah, sumber petugas itu mengatakan masih dalam penelitian tim labfor. SUT-MB