Tegucigalpa (Metrobali.com) –

Konservatif Juan Orlando Hernandez Senin dilantik untuk masa jabatan empat tahun sebagai presiden Honduras, bersumpah “tak ada toleransi” terhadap kejahatan dalam pertempuran negara miskin itu terhadap obat-obatan ilegal.

Dia mengucapkan sumpah jabatan dalam satu upacara di Stadion Nasional dihadiri oleh sekitar 30.000 orang.

Hernandez, 45 tahun, seorang pengacara, mewarisi sebuah negara terpecah berpenduduk 8,5 juta orang di mana 71 persen penduduk hidup dalam kemiskinan dan tingkat pembunuhan mencapai 20 kasus per hari, salah satu tertinggi di dunia.

“Partai ini akan mengatasi para penjahat,” kata Hernandez setelah bersumpah, dan menambahkan bahwa ia akan mengijinkan “toleransi nol terhadap kejahatan” dan “mengurangi banyak pembunuhan” dalam beberapa bulan mendatang.

Dia juga berjanji untuk meningkatkan kehadiran polisi militer dan sipil di jalan-jalan, merekrut tentara baru, dan menyingkirkan unsur-unsur kriminal dari kepolisian negara, jaksa dan hakim.

Hernandez mengundang Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Kongres AS untuk mengenali “secara umum, tetapi berbeda tanggung jawab” terhadap perdagangan narkoba, salah satu faktor utama di balik kekerasan Honduras, dan menyerukan kedua negara untuk “bekerja sama.” Dia juga mengatakan bahwa pemerintah Kolombia, Meksiko dan negara-negara Amerika Tengah lainnya telah sepakat untuk “meningkatkan kerja sama” fokus pada perdagangan obat dan kejahatan terkait seperti pencucian uang.

“Tujuh dari sepuluh kasus pembunuhan berhubungan dengan obat … yang berarti bahwa jika tidak ada masalah narkoba, kita tidak akan menjadi salah satu negara yang paling keras di dunia,” katanya.

Hernandez juga mengambil momen untuk menegaskan kembali janji kampanyenya membantu 800.000 keluarga termiskin Honduras, memperbaiki kondisi hidup mereka dan membantu produsen kecil di negara yang sebagian besar hidup dari pertanian itu.

Hernandez menggantikan Porfirio Lobo, dari Partai Nasional yang sama.

Mahkamah Agung negara itu bulan lalu menolak banding untuk membatalkan hasil pemilihan presiden November, yang diklaim pihak Libre kiri dicuri dengan berbagai kecurangan.

Libre calon Xiomara Castro, istri pemimpin partai dan mantan presiden Manuel Zelaya, secara resmi kalah dari Hernandez, mengumpulkan hanya 29 persen berbanding 37 persen yang diraihnya. Dia menggambarkan hasil pemilu itu sebagai “keburukan menjijikkan.” Sekitar 5.000 pengunjuk rasa yang dipimpin oleh Zelaya menggelar protes pada Senin di Tegucigalpa selama presiden yang bersumpah memasuki tempat upacara.

Zelaya digulingkan di bawah todongan senjata pada kudeta Juni 2009 setelah ia membawa Honduras untuk mengeblok dengan pemerintah sayap kiri Kuba dan Venezuela.

Langkah ini menyebabkan 100 hari kerusuhan termasuk protes jalanan besar-besaran dan tindakan-tindakan keras terhadap para aktivis sayap kiri. (Ant/AFP)