Sadikin Aksa

Sadikin Aksa

 

Jakarta (Metrobali.com)-

Setelah melalui proses musyawarah dan mufakat yang diselenggarakan di Hotel Ambhara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin (17/10) malam, Ikatan Motor Indonesia (IMI) selaku induk organisasi olahraga otomotif di Tanah Air sepakat untuk menjadi satu dan solid tanpa ada lagi polemik-polemik yang tersisa di dalam tubuh IMI. Pertemuan malam kemarin diikuti oleh perwakilan KONI Pusat, Badan Pengawas IMI dan juga melibatkan Pengurus Provinsi (Pengprov) IMI yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Seluruh pihak yang berkumpul tersebut setuju untuk mendukung Sadikin Aksa sebagai Ketua Umum IMI Pusat yang sah periode 2016 – 2020.

 IMI sendiri merupakan organisasi yang mengusung semangat kebersamaan, persaudaraan, serta kekeluargaan, hal inilah yang kemudian ingin selalu dipertahankan IMI sebagai garda depan organisasi olahraga otomotif Tanah Air. Selain itu juga, IMI memiliki visi untuk mempersatukan dan membesarkan seluruh elemen demi kemajuan kancah otomotif di Indonesia.

 Maka dari itu, dengan memegang teguh kedua aspek di atas serta sesuai dengan Memori Kebersamaan per tgl 13 Oktober 2016, silaturahmi yang terjalin di antara Badan Pengawas IMI, IMI Provinsi dan KONI Pusat ini juga diharapkan dapat mengatasi bersama berbagai polemik di dalam tubuh IMI yang selama beberapa bulan terakhir kerap mencuat ke permukaan.

 Dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu, Sadikin Aksa atau akrab disapa Ikin bersama dengan Prasetyo Edi Marsudi duduk bersama dan saling menjelaskan mengenai kepribadian IMI yang satu dan solid. Prasetyo mengatakan, “Saya dan pak Ikin sama-sama bermusyarah dan bermufakat ntuk menjadikan IMI lebih baik ke depannya. Saya mendukung pak Ikin untuk membangun dan memimpin IMI hingga 2020, karena organisasi IMI merupakan organisasi besar yang membutuhkan pengurus-pengurus berkompeten dan bisa mengakomodir seluruh lapisan dalam melakukan tugas-tugasnya. Maka dari itu, pak Ikin akan terus melakukan evaluasi terhadap kinerja para pengurus IMI demi kesejahteraan IMI di kemudian hari.”

 Sementara itu, Ikin sendiri menyatakan keinginannya untuk memimpin IMI dengan selalu mengedepankan sikap bijaksana dan rendah hati, sesuai dengan amanah yang telah diberikan kepadanya. “Kesepakatan musyawarah dan mufakat ini adalah kelanjutan dari kesepakatan saya dan pak Prasetyo sebelumnya. Tujuan kami adalah untuk membesarkan organisasi IMI. Saya pun tak bisa melakukannya sendiri, maka dari itu saya dan seluruh kawan-kawan pengurus, baik IMI Pusat maupun IMI Provinsi berkumpul bersama untuk melakukan musyawarah dan mufakat ini,” tutur Ikin.

 Ia menambahkan, “Karena sebagai pemimpin saya harus terbuka terhadap segala masukan dan evaluasi demi organisasi IMI yang semakin maju. Saya juga sempat meminta pak Prasetyo untuk mengevaluasi saya, karena saya tahu bahwa beliau memiliki banyak pengalaman yang dapat dijadikan contoh bagi saya dan tentunya bagi IMI. Untuk ke depan, saya tidak lagi berpikir pribadi, berpikir kelompok, melainkan kita semua harus berpikir satu demi kemajuan IMI sebagai induk olahraga otomotif di Tanah Air.”   RED-MB