Jembrana (Metrobali.com)-

Budha Kliwon wuku Dungulan yang datang setiap enam bulan atau 210 hari merupakan hari yang sangat penting dan disucikan oleh umat Hindu di Indonesia khususnya di Bali. Pasalnya pada hari itu merupakan Hari Raya Galungan yang diyakini oleh umat Hindu sebagai hari kemenangan dharma terhadap adharma. Hari Raya Galungan tahun 2013 ini jatuh pada tanggal 23 Oktober 2013. Sepuluh hari kemudian tepat pada Saniscara Kliwon wuku Kuningan tepatnya tanggal 2 Nopember 2013 umat Hindu juga merayakan Hari Raya Kuningan sebagai ungkapan terima kasih umat atas anugerah yang diberikan Hyang Widhi.

Di hari yang suci ini Bupati Jembrana I Putu Artha mengucapkan selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan kepada seluruh umat Hindu yang merayakan.  Menurut Bupati Artha Minggu (20/10) Hari Suci Galungan dan Kuningan yang telah mengumandang di masyarakat pada hakekatnya merupakan kemenangan dharma melawan adharma. Dalam konteks tersebut hendaknya dijadikan momentum untuk instrospeksi diri siapa sesungguhnya jati diri kita. Sebab dalam diri setiap insan manusia terdapat sifat dewa dan sifat bhuta. Melalui proses pendakian spiritual menuju kesadaran sejati di Hari Raya Galungan dan Kuningan ini umat Hindu diharapkan mampu bertahan dan tetap teguh dengan kesucian hati dari godaan Sang Kala Tiga Wisesa dalam upaya menegakkan dharma didalam dirinya maupun diluar dirinya. Sifat-sifat adharma (bhuta) disomya agar menjadi dharma (dewa), sehingga dunia ini menjadi seimbang (jagatdhita).

“ Dharma dan adharma itu dua kenyataan yang berbeda yang selalu ada di dunia, tapi hendaknya hal itu diseimbangkan sehingga evolusi di dunia bisa berjalan, kemenangan dharma atas adharma yang dirayakan setiap Galungan dan Kuningan hendaknya diserap dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, dharma jangan hanya diwacanakan tetapi wajib dilaksanakan “ kata Artha.

Sementara itu Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menyebutkan Galungan adalah suatu upacara sakral yang memberikan kekuatan spiritual agar mampu membedakan mana dorongan hidup yang berasal dari adharma dan mana dari budhi atma berupa suara kebenaran (dharma) dalam diri manusia. “ Janganlah kita lantas terlalu mudah dipengaruhi sifat keraksasaan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain maupun lingkungan “ ujar Kembang. Jadi lanjut Kembang, inti Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri.

Seperti Galungan dan Kuningan sebelumnya, Bupati Jembrana I Putu Artha senantiasa memberikan perhatian kepada warganya yang kurang mampu terutama warga yang lanjut usia. Bentuk perhatian yang dilakukan adalah dengan memberikan beras  kepada 2.025 KK miskin masing-masing sebanyak 10 kg, kepada 1.500 lansia masing-masing sebanyak 22,5 kg. Tidak hanya itu, Bupati Artha juga memberikan beras kepada 40 orang penyandang cacat masing-masing 22,5 kg termasuk kepada 104 orang veteran yang masing-masing memperoleh beras 25 kg, 5 kg minyak goreng, 4 kg gula pasir dan 4 kotak susu. Bupati Artha berharap bantuan tersebut dimanfaatkan untuk merayakan Galungan dan Kuningan. MT-MB-ADV