Foto: Pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Jembrana turun ke sawah menemui petani Jembrana menyerap aspirasi.

Jembrana (Metrobali.com)-

Rencana pemerintah mengimpor 1 juta ton beras jelang panen raya menimbulkan keresahan di kalangan petani hingga juga berdampak pada anjloknya harga gabah di kalangan petani.

Anjloknya harga gabah juga terjadi di Kabupaten Jembrana. Menyikapi kondisi ini Ketua dan Sekretaris DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jembrana beserta Ketua DPC, DPRt sekaligus Direktorat DPD PSI Jembrana, Minggu (21/3/2021) turun langsung ke sawah  guna menyerap aspirasi petani terkait anjloknya harga gabah.

Seperti dituturkan oleh Sekretaris DPD PSI Jembrana, Sis Kartini, PSI adalah partai yang mengedepankan rasa solidaritas atau kepedulian sesama, terlebih jika ini menyangkut kelangsungan kehidupan orang banyak.

Maka dari itu sebisa mungkin dan secepat mungkin PSI terjun menggali, mengawal aspirasi dan menjadi perantara atau perpanjangan tangan terutama pada kasus- kasus yang cukup krusial seperti ini.

“Contohnya saja, beberapa petani yang kami temui hari ini sangat menunjukkan kekecewaan yang luar biasa. Harga  normal gabah adalah Rp 4.500/kg kini mengalami penurunan menjadi Rp 3.600/kg  dengan kualitas Gabah Kering Panen atau GKP, belum dipotong pajak,” terang Sis Kartini.

Dikatakan  pemotongan pajak ketika penjualan terakhir ke pabrik berkisar 4% hingga 20%. Sungguh merupakan hantaman keras bagi para petani.

Petani gabah Jembrana sangat berharap ini menjadi PR prioritas oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana dan bahkan pemerintah pusat.

“Karena jika ini dibiarkan tanpa solusi, akan berdampak besar bagi para petani dan pastinya bagi kelangsungan kehidupan masyarakat,” ujar Sis Kartini.

Tidak saja di Jawa, anjloknya harga hasil panen gabah dirasakan hampir seluruh petani sawah. Ini diyakini akibat kebijakan atau gagasan  pemerintah yang akan mendatangkan beras impor yang justru sebelum panen raya atau sebelum data hasil panen diketahui.

“Padahal hasil panen diprediksikan bagus dan tidak mempengaruhi stok kebutuhan pokok di Indonesia. Nah kebijakan pemerintah inilah yang perlu dipertanyakan,” kata Koordinator Juru Bicara DPP PSI, Kokok Dirgantoro dihubungi terpisah.

Menurut PSI, harga gabah sangat elastis dengan informasi. Begitu mengetahui ada kebijakan pemerintah akan mengimpor beras, maka harga gabah spontanitas mengalami penurunan dahsyat. Belum lagi permainan tengkulak yang mengambil keuntungan dari situasi ini.

Karena walaupun beberapa daerah menolak impor beras, namun kebijakan pemerintah dengan cepat memberi dampak buruk ke para petani.

“Hasil panen yang diharapkan memberi sedikit keuntungan dari biaya operasional yang telah dikeluarkan oleh petani, kini justru merugi total,” pungkas Kokok Dirgantoro. (wid)