Denpasar (Metrobali.com)-

Hari itu, pagi yang mulai terang setelah sekian lama diguyur hujan, saya pergi ke warung kecil milik warga sendiri. Setelah menyelesaikan hal rutin di rumah saya kadang mencari sesuatu ke warung ataupun toko kecil yang juga milik warga sendiri. Saya kerap ngobrol ringan dengan pemilik warung ataupun dengan para pembeli. Ada beberapa keluhan dari warga yang patut menjadi perhatian dan dicarikan solusinya. “Sudah sekian lama setiap membeli beras harganya selalu naik”, kata mereka. Saya agak kaget, karena tidak menyangka harga beras kok bisa naik terus. Saya mengira kenaikan harga tersebut mungkin karena hujan yang berkepanjangan sehingga panen bisa gagal atau tidak sesuai harapan. Terus terang saat itu saya hanya bisa mengira ngira, dengan harapan harga akan segera kembali normal. Namun, beberapa hari berikutnya saya keluar lagi dan diceritakan pemilik warung ternyata harga bukannya turun, tapi malahan naik lagi walaupun hanya beberap rupiah. ” Naik lagi pak”, katanya. Kenaikan harga secara terus menerus tanpa penjelasan dari pemerintah akan menimbulkan pertanyaan dan berbagai kekhawatiran. Kita perlu memahami, meski keluhan warga tampak biasa saja, karena tempaan perjalanan hidup yang panjang maka warga bangsa ini sudah terbiasa dan terlatih menghadapi kesulitan bahkan penderitaan sekalipun, sehingga kerap dalam berekspresi pun mereka tampak datar saja tanpa ada drama sedikitpun. Saya tidak begitu tahu bagaimana dengan kebutuhan pokok lainnya, apakah mengalami kenaikan atau tidak. Semoga saja tidak ada kenaikan.

Cerita saya yang lain adalah soal sampah. Sudah sekian kali saya wira wiri melewati jalanan di Renon dan areal kota. Kadang naik motor dan sekali waktu pakai mobil. Setiap melewati areal yang sama tersebut hidung saya selalu dihampiri bau sampah yg cukup menyengat. Hal ini juga terjadi di tempat penampungan sampah lainnya yang tentu tidak termanage dengan baik. Hal ini tentu tidak sehat terlebih di wilayah seperti Renon yang selama ini disebut sebagai civic center. Kita belum bicara prihal sampah yang menyumbat got atau sungai. Dimana ketika Bali diguyur hujan dalam waktu beberapa hari saja, kita kerap dihadapkan pada banjir dimana mana. Kita boleh saja membangun kemegahan, saya rasa tidak ada yang salah dengan semua itu. Namun, kalau hal hal kecil seperti diatas tidak kita perhatikan dengan serius maka hal kecil itu pun bisa mendatangkan bencana.

Manusia merupakan mahluk yang sangat sulit di prediksi karena memiliki mind (pikiran). Pikiran ibarat pedang bermata dua. Ia bisa digunakan untuk tujuan merusak ataupun untuk kebaikan. Sebagaimana halnya sebuah kekuasaan, ia hanyalah suatu alat yang sepatutnya dapat digunakan untuk membawa warga bangsanya menuju kesentosaan, bukan sebaliknya. Kembali, semua itu tergantung ditangan manusia dengan kualitas macam apa daya kendali itu berada. Semoga kita semua, terutama pengambil kebijakan publik diberikan kecerdasan dan pikiran yang jernih sehingga dapat membawa Bali kearah yang lebih baik dan sentosa.
Jaya Bali Dwipa.

Wayan Sayoga
Forum Advokasi Hindu Dharma