Klungkung ( Metrobali.com )
Maestro seni lukis Bali, Nyoman Gunarsa, pria yang juga pemilik Meseum Gunarsa Senin ( 12/8 ) me-”lounching” buku dengan judul dari Seniman sampai Presiden. Hadir dalam launching buku tersebut adalah para seniman, Budayawan dan Politisi. Diantara yang hadir  adalah mantan Gubernur Bali Dewa Berata,  editor buku Wayan Juniarta, Putu Wirata Dwikora dan Kun Adnyana. Nampak hadir pula  AA Rai (pemilik meseum Arma), Pande Suteja Neka (Pemilik meseum Neka), Pande Gede Supada. Mantan Rektor ISI Prof Wayan Dibia serta Guru Besar Univ Ngurah Rai Tjok Atmaja, budayawan Prancis Jeau Cauteau.

Agung Rai mengakui sepak terjang Gunarsa selama ini. “Pak Gunarsa itu sangat rajin mencari Ilmu, belajar dan manambah wawasan tanpa kehilangan akal,” ujarnya. Gung Rai juga mengakui selama keliling dunia selalu melihat Bali dari planet lain. Gunarsan di mata Rai adalah sosok seniman yang utuh dan juga seorang Politisi Budaya. Bahkan saking sering bersamanya ke Luar Negeri bersama Gunarsa, Rai pernah dikirain Manajer Gunarsa oleh mereka para koleganya di Eropah dan luar negeri. “Saya pernah dikira Manajernya pak Gunarsa,” ujarnya.

Sementara Prof Dibia mengatakan,  Gunarsa punya kepedulian terhadap seni pertunjukan. “Pak Gunarsa mencintai keduanya dengan sangat patuh,” ujarnya. Sementara Made Titib dari IHDN menilai Gunarsa punya semangat luar biasa dalam berkarya. Hal yang sama juga dikemukakan Juniarta. Kalau soal semangat dia menilai Gunarsa layak dicontoh. Dia masih ingat saat Gunarsa dirawat di RS Sanglah karena struk. Yang pertama diminta saat sadar adalah kertas. Dan langsung membuat sketasa. Sementara itu Gunarsa mengakui kalau buku tersebut adalah rangkuman perjalaanya sejak tahun 1960.

Gunarsa berharap dari buku ini, para seniman muda bisa belajar. Kalau menjadi seniman itu tidaklah gampang. Namun perlu kerja keras dan ketekunan. ”Saya mengajak semua kalangan untuk selalu mendokumentasikan setiap kiprahnya. Hal ini sangat penting dan bisa menjadi pelajaran dan acuan buat negerasi berikutnya,” katanya.

Jun juga mengatakan kalau di Bali banyak orang kaya dan memiliki mobil mewah. Namun hanya sedikit yang membuat buku. Begitu juga banyak orang kaya yang punya meseum namun sangat sedikit yang meluncurkan buku. Padahal buku sangat penting.

Gunarsa mengaku masih banyak punya PR. Diantaranya manata meseum agar lebih baik juga untuk promosi agar meseum di Bali setara dengan Meseum di Eropah dan Amerika. Gunarsa mengakui untuk cetakan pertama bukunya tersebut dicetak sekitar 3000 eksempar. Sementara itu semua undangan yang kebagian buku Gunarsa langsung meminta yang bersangkutan untuk membubuhkan tanda tangan.

Bahkan mantan Gubernur Bali Dewa Berata juga minta tanda tangan di buku tersebut. khusus untuk Dewa Berata, Gunarsa tidak hanya membubuhkan tanda tangan. Sebagai penghormatan Gunarsa malah sempat membikin skestsa sang mantan Gubernur tersebut kemudian barulah di bubuhi tanda tangan. SUS-MB