dsc_8179

Denpasar, (Metrobali.com) –

Gubernur Bali Made Mangku Pastika ingin Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) segera rampung. Hal ini mengingat keberadaan GWK telah menjadi salah satu ikon pariwisata Pulau Dewata. Harapan tersebutdisampaikannya saat bertemu Pematung I Nyoman Nuarta dan jajaran manajemen PT Garuda Adhimatra selaku pengelola kawasan GWK, Jumat (30/9).
Dalam pertemuan
yang berlangsung di ruang rapat gubernur tersebut, Pastika ingin mengetahui progres pembuatan dan pemasangan Patung GWK. Dia berharap, prosesnya bisa dipercepat agar bisa menjadi kebanggaan masyarakat Bali.
Menjawab pertanyaan Pastika, seniman Nyoman Nuarta melaporkan bahwa proses pembuatan patung telah rampung 80 persen. Hanya saja, Nuarta mengakui sejumlah kendala yang dihadapi dalam proses pemasangan. “Hambatan terbesar adalah angin,” ujar Nuarta seraya menyebut Patung GWK memiliki volume sembilan kali lipat lebih besar dibandingkan Patung Liberty. Nuarta menargetkan, patung ini paling lambat akan rampung terpasang dua tahun mendatang.
Sementara itu, Direktur PT Garuda Adhimatra Indonesia Seno Andhikawanto menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian Patung dan penataan kawasan GWK. Seno pun memaparkan sejumlah pengembangan yang akan dilakukan di kawasan tersebut seperti rencana pembangunan hotel dan fasilitas pendukung lainnya.

Gubernur Pastika yang didampingi Wagub Ketut Sudikerta mengepresiasi perkembangan pembangunan GWK yang mulai digarap ulang pada Mei 2013. Dia berharap, proses ini terus dikawal sehingga penyelesaiannya bisa dipercepat. Pada bagian lain, dia juga mengingatkan jajaran manajemen untuk senantiasa berkoordinasi dengan instansi terkait agar seluruh pembangunan yang dilakukan tak menyalahi aturan, khususnya yang berkaitan dengan tata ruang. Selain Wagub Sudikerta, dalam pertemuan tersebut Pastika juga didampingi oleh Sekda Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun dan sejumlah pimpinan SKPD seperti Karo Humas I Dewa Gede Mahendra Putra, Karo Hukum Wayan Sugiada, Karo Ekbang I Nengah Laba, Karo Aset I Ketut Adiarsa dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Gede Suarjana. AD-MB