DSC_7073Denpasar (Metrobali.com)-

Bali memiliki beragam seni daerah tradisional yang khas mulai dari seni tari, musik maupun lagu, yang sudah terkenal sampai ke mancanegara. Seni tradisional tersebut jika dikolaborasikan dengan salah satu bentuk seni modern yaitu puisi akan memberikan nilai lebih dan bisa menjadi pagelaran yang menarik untuk ditonton.  Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika seusai menyaksikan pagelaran Malam Sastra di Kalangan Ratna Kanda Taman Budaya , Denpasar, yang merupakan  salah satu agenda Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-38, Minggu (3/7). “Saya pikir ini kebangkitan sastralah, harus kita bangkitkan kembali, jadi tidak hanya sekedar tari-tari begitu saja, tetapi juga kombinasi seni sastra modern seperti ini dengan tari, mekidung dan gambelan, pasti lebih menarik, seni kita lengkap sekali,” cetus Pastika.

Pagelaran Malam Sastra pada ajang PKB sebelum-sebelumnya identik dengan Mekidung dan Nyurat Sastra, namun pada pagelaran tahun ini dikemas sangat berbeda yakni menampilkan pentas puisi yang dikolaborasikan dengan seni daerah Bali. Pagelaran tersebut pun mendapatkan antusiasme yang tinggi, dari awal dimulai hingga akhir acara, kalangan Ratna Kanda tetap dijubeli penonton. Sebagai apresiasi bentuk kolaborasi tersebut, kedepannya Gubernur Pastika berencana menjadikan pagelaran tersebut sebagai event tetap dalam ajang PKB, dan bahkan akan dijadwalkan lebih dari sekali selama PKB berlangsung. “Kedepan akan kita kembangkan lebih komplit, mungkin tidak cuma sekali. 3 saja tampil sudah 1 jam lebih, dan kita tidak mungkin paksakan orang untuk nonton lebih dari 1,5 jam. Dan juga kan banyak seniman-seniman puisi yang muda-muda, itu sebagai kesempatan mereka tampil juga,” Pungkas Pastika.

Membuka pagelaran tersebut, Gubernur Pastika yang didampingi Ny. Ayu Pastika membacakan sebuah puisi karangannya sendiri yang berjudul Tarikan Nafas. Seperti diceritakan Gubernur Pastika, puisi tersebut ditulisnya 7 hari seusai menjalani operasi bypass jantung pertengahan 2012 lalu. Rasa sakit dan sulit bernafas akibat efek yang ditimbulkan operasi tersebut, menghilhaminya menulis puisi tersebut tatkala mengingat pentingnya arti sebuah nafas, yang seringkali terabaikan dan tidak disadari.

Selanjutnya malam apresiasi Sastra menampilkan tiga sastrawan senior, yang diawali oleh sastrawan Dr. I Putu Sastra Wingarta, S.IP.,MSC yang juga merupakan purnawirawan TNI berpangkat Mayor Jendral, dengan karyanya berjudul Puisi di Pesta Kesenian Bali (PKB), dan dilanjutkan dengan penampilan maestro sastra Abu Bakar, dengan karya dramasasi puisi bersama Theater Bumi berjudul Pelacur-Pelacur Ibukota Jakarta. Kolaborasi puisi, musik dan tari ditampilkan oleh sastrawan kawakan Bali, I Gusti Putu Bawa Samar Gantang, yang menampilkan 2 sekaligus karyanya yakni berjudul AAB Jagat dan Leak Lanang, Leak Wadon, Leak Wedi. Karya Samar Gantang yang berjudul AAB Jagat, menceritakan tentang keindahan alam dan budaya Bali yang mulai terkoyak oleh modernisasi. Para Penabuh yang terkumpul dalam Hari Dwipa Gamelan Grup, yang mengiringi pementasan Samar Gantang, juga turut menampilkan pementasan komposisi musik karya I Gusti Nengah Hari Mahardika dan Balot yang berjudul Anomali. AD-MB