Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Made Mangku Pastika mengusulkan beberapa bagian stan di arena Pesta Kesenian Bali (PKB) di Taman Budaya Denpasar dibangun secara permanen.

“Kalau sekarang bongkar pasang sebenarnya repot dan kumuh, biayanya tinggi. Kenapa tidak berapa tempat yang betul-betul tiap tahun digunakan dibuat permanen sehingga saat PKB tinggal didekorasi sedikit,” katanya saat meninjau kesiapan stan di Taman Budaya Denpasar, Kamis (13/6).

Pastika berpendapat bahwa penataan dan persiapan di Taman Budaya serangkaian PKB ke-35 yang akan digelar dari 15 Juni–13 Juli 2013 sudah semakin baik dan makin rapi.

“Akan tetapi, saya masih belum puas, kita harus berpikir lebih jauh lagi ke depan. Saya ingin arena ini betul-betul bisa bermanfaat untuk para seniman seluruh Bali sepanjang tahun. Bukan hanya setahun sekali dalam sebulan, sayang jika begitu,” ujarnya.

Mantan Kapolda Bali itu memandang Taman Budaya sebagai aset yang besar sehingga harapannya para seniman dapat mengisi arena tahunan pelaksanaan PKB itu dengan kegiatan yang benar-benar bisa melestarikan dan mengembangkan budaya.

Pada peninjauan ini, Pastika berkeliling melihat lokasi stan di Gedung Ksirarnawa dan beberapa titik pameran lainnya serta meninjau Gedung Wantilan selama hampir satu jam.

Ia didampingi oleh Nyonya Ayu Pastika, Kepala Biro Humas Pemprov Bali Ketut Teneng dan Kepala UPT Taman Budaya Ketut Mantara Gandhi.

Ketika meninjau Wantilan, dia sempat meminta Kepala Taman Budaya Denpasar Ketut Mantara Gandhi untuk segera menyelesaikannya karena beberapa bagian ada yang belum rampung.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika mengatakan jumlah total stan pameran PKB ke-35 sebanyak 260 buah.

Ia menyebut tarif sewa stan pameran di PKB 2013 disusun menyesuaikan dengan Pergub Nomor 41 Tahun 2012 tentang Penyewaan Kekayaan Daerah.

“Tarif setiap stan berbeda-beda menyesuaikan dengan lokasi pameran. Untuk stan Dekranasda dari masing-masing kabupaten/kota itu ditetapkan sebesar Rp2 juta, untuk yang berpameran di bawah Gedung Ksirarnawa sebesar Rp3 juta, yang menyewa stan di bawah Gedung Ardha Candra Rp6 juta, dan stan yang menyebar di luar kawasan itu Rp2,5 juta,” ucapnya.

Sewa itu, ucap dia, untuk kavling satu stan dalam kondisi kosong, artinya tanpa dekorasi, jaringan listrik, pendingin ruangan (AC), belum termasuk biaya penjagaan keamanan dan kebersihan.

“Pada PKB kali ini, para penyewa stan telah menunjuk PT Narayana Bali Internasional untuk membangun stan beserta kelengkapannya, termasuk urusan kebersihan. Biayanya itu ditetapkan berkisar dari Rp4 juta–Rp6 juta,” ujar Suastika. INT-MB