Gubernur: Bali Semakin Jauh Sebagai Pulau Surga
Denpasar (Metrobali.com)-
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengeluhkan jika hingga penghujung tahun keempat masa kepemimpinannya, program yang ditawarkannya belum tersosialisasi dengan baik. “Buktinya masih ada pengangguran di Bali, masih ada banyak orang miskin yang belum memiliki rumah. Dan, ini yang selalu mengganggu pikiran saya,” tandas Pastika, saat berdialog bersama seniman Bali, Minggu (6/5/2012).
Sebagai pulau berjuluk Pulau Surga, Pastika menegaskan seharusnya tak ada lagi orang miskin di Bali. Tak ada lagi mereka yang belum memiliki rumah. Juga tak ada perkelahian, layaknya hidup di surga.
‘’Namun, surga itu nampaknya semakin juah dari kita, kecuali kita sendiri yang mengusahakannya,” ucapnya getir. Tak hanya itu, Pastika juga mengeluhkan degradasi prilaku orang Bali, di mana menurutnya sebagian masyarakat Bali sudah mengarah pada konsumerisme, edonisme, anarkisme, pragmatisme dan fatalistis.
“Ketika saya berkunjung ke Nusa Penida, rakyat meminta agar pemerintah memberikan bibit cabe agar bisa ditanam. Bagaimana mungkin hanya bibit cabe harus minta di pemerintah. Ini suatu bukti bahwa masyarakat saat ini sekeptis atau sudah sampai pada tingkat pasrah,” tegas mantan Kapolda Bali itu.
Karena itu, Gubernur mengajak warga Bali, jangan mau jadi orang miskin, nantin akan terus dihina. Jangan mau jadi orang bodoh, nanti akan ditipu. Dan, jangan mau jadi orang lemah, nanti akan ditindas. ‘’Jadilah masyarakat Bali yang memiliki etos kerja yang tinggi,’’ kata Gubernur Bali.
Fenomena lain adalah adanya perubahan fungsi lahan pertanian. “Ini yang tidak bisa kita bendung, kita sendiri sedang menyelamatkan budaya kita, sedangkan arus modernisasi mengharuskan kita menahan dan mengikutinya,” terang Mangku Pastika.
Untuk itu, mantan Kalakhar BNN ini mengajak seniman untuk ikut terlibat menyosialisasikan program-program pemerintah. Pastika juga berpesan agar para seniman ikut serta membangun etos kerja kepada masyarakat. Mengembalikan gairah masyarakat Bali yang pekerja keras, tak berjudi dan menjauhi kehidupan malam di kafe-kafe. BOB-MB
1 Komentar
bpk mangku…..,,masyarakat nusa penida minta bibit cabe kpd bapak itu sbenarnya menunjukkan bahwa semut di ujung kelihatan tetapi gajah didepan mata tdk kelihatan….yg seharusnya ngurus itu gx ngurus jadinya langsung sja mereka meminta kpda bapak…..mksdnya mungkin biar langsung nyampai…daripada melalui seseorg yg memimpin daerah itu yg sdh tuli bongol/ tuli…rugi mereka menyampaikan …jdi mereka langsung kpda bpk sja….
sudahkah semua desa di nusa penida menikmati program yg bapak buat…???
gimana dengan petani rumput laut yang mendapat tekanan dari tengkulak..pernahkah bpk buat kebijakan untuk itu ???