Denpasar (Metrobali.com)-

Mengentaskan kemiskinan harus fokus.  Ketertinggalan, keterbelakangan, kebodohan, kelemahan  harus  diangkat, karena itu bagian dari kemiskinan. ‘’Memang kita harus memperbesar kue pariwisata dan sebagainya. Tapi, pemerintah harus  fokus pula ke masalah-masalah kemiskinan,’’ kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Minggu (9/9) di DOK Denpasar.

Gubernur menambahkan, program pempro Bali yakni Bali Mandara memang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan itu. Namun, dalam menuntaskan kemiskinan tidak mudah.  ‘’Memang banyak orang bertanya, apa sih yang mendasari  pemikiran  saya untuk membuat program seperti itu,’’ kata Mangku Pastika.

Dikatakan, tanpa intervensi pemerintah, mereka (baca: kaum miskin) tidak akan  pernah terangkat.  ‘’Mereka  akan makin masuk ke jurang. Yang kaya makin kaya. Yang miskin makin miskin, Yang lemah makin lemah. Yang kuat makin kuat. Yang bodo makin bodo,’’ katanya seraya menambahkan bahwa Program Bali Mandara ini akan diarahkan penuntasan kemiskinan tadi.

Dikatakan, menuntaskan kemiskinan tidak mudah. Memang memerlukan piranti piranti hukum, aturan ketata negaraan yang harus kita ikuti. Selain itu, masalah dan tata aturan keuangan yang penuh dibenahi secara perlahan agar tidak bertentangan dengan aturan yang ada.

Gubernur mengatakan, siapapun yang menjadi pemimpin harus bertanggung jawab terhadap kemiskinan. Ditambahkan, di Bali banyak sekali ada kemiskinan. Lihat saja di daerah daerah terpencil. Di Balik bukit dan gunung, pasti ada kantong kantong kemiskinan. ‘’Kemakmuran hanya ada di beberapa temat,’’ ktanya.

Sebenarnya untuk menuntaskan kemiskinan tidak sulit. Sumber persoalannya jelas, sumber dayanya jelas. Sekarang tinggal mencari jalan keluarnya. Dan, jangka waktu untuk menuntaskan kemiskinan sangat relative. ‘’Bisa lima tahun, 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun. Ini sangat tergantung pada kefokusan dan keseriusan pemerintah,’’ kata Mangku Pastika. SUT-MB