Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong para intelektual dan pemimpin Hindu untuk peka memecahkan persoalan kemiskinan di Pulau Dewata dan tidak hanya berkutat mengurusi persoalan agama.

“Saya harapkan agar sensitif terhadap persoalan ‘manusa yadnya’ seperti mengurusi orang miskin dan orang tidak sekolah, diperlukan kesadaran untuk mulai mengubah pola pikir,” katanya saat menerima audiensi pengurus World Hindu Parisad di Denpasar, Selasa (16/7).

Menurut dia, seringkali umat Hindu lebih menitikberatkan pelaksanaan ritual dari sisi Dewa Yadnya (persembahan pada Tuhan) dan Bhuta Yadnya (persembahan untuk menetralisir pengaruh buruk alam).

“Namun, sangat sedikit yang sadar untuk turut menolong sesama yang merupakan bagian dari pelaksanaan Manusa Yadnya. Padahal di Bali, sedikitnya 20 ribu rumah tidak layak huni harus ditempati warga kita. Datanya sudah lengkap dengan alamat dan nama,” ucapnya.

Mantan Kapolda Bali ini menguraikan adagium yang merupakan hasil perenungannya bahwa ‘orang menjadi miskin itu mungkin karena dosa, tetapi orang yang membiarkan orang miskin lebih berdosa. Membuat orang menjadi miskin berdosa besar. Pemimpin membiarkan semua itu terjadi adalah dosa terbesar’.

“Oleh karena saya pemimpin tertinggi di Bali, saya akan menjadi orang yang paling berdosa jika tidak mengeluarkan rakyat dari kemiskinan. Namun, tentu saya tidak bisa bekerja sendiri untuk mengatasi itu semua,” katanya.

Ia menambahkan, di balik bukit di wilayah Karangasem dan daerah kering lainnya di Pulau Dewata, tak sedikit anak yang cacat dan lumpuh karena faktor kemiskinan.

“Sangat berdosa jika itu dibiarkan dan ternyata berpuluh-puluh tahun tidak ada yang mengurusnya. Andaikan itu sudah dibantu sejak dulu, pastinya masalah sudah terselesaikan,” ucapnya.

Harapannya para pemimpin dan kaum intelektual Hindu dapat menyebarluaskan kesadaran untuk turut menolong sesama keluar dari kemiskinannya.

“Saya sudah mengundang pimpinan hotel beberapa kali untuk membicarakan ini, tetapi tetap saja tidak ada hasilnya,” kata Pastika.

Angka kemiskinan di Bali berdasarkan data Biro Pusat Statistik tercatat 3,9 persen atau 160 ribu orang lebih. AN-MB