Wijaya dan Sudikerta

Denpasar  (Metrobali.com)-

Gonjang ganjing kisruh yang terjadi dalam tubuh partai Golkar di nasional yang akhirnya merembet ke daerah khususnya di Bali disikapi dengan tenang oleh DPD Golkar Bali.

Merasa terpojok dengan serangan yang dihantam oleh Kubu Ketua Plt DPD Golkar Bali versi Munas Ancol Gede Sumarjaya Linggih dan Sekretaris Plt Dewa Wiasa Nida, akhirnya Ketua DPD Golkar Bali yang sah versi Munas Riau I Ketut Sudikerta angkat bicara.

Sudikerta menjelaskan, berdasarkan keputusan Mahkamah Partai yang berbunyi menerima eksepsi para termohon dalam perkara No.02/PI-Golkar/II/2015 untuk sebagian. Menyatakan permohonan para pemohon dalam perkara nomor dalam eksespsi, tidak dapat diterima artinya dalam status sama-sama tidak diterima dalam status Nokt Out ‘NO’.

Dengan adanya keputusan tersebut maka dalam amar putusan pasal 4.1 Mahkamah partai berwenang untuk mengadili permohonan dalam status A Quo.

Bahkan dalam surat yang dikeluarkan Menteri Hukum dan Ham yang ditujukan kepada Aburizal Bakrie bahwa putusan pengesahan partai Golkar sejak tahun 2012.

“Berdasarkan hal ini tentu kami tidak bisa mengesahkan sesuatu yang tidak ada. Semalam (red, Kamis 12 Maret 2015) kami seluruh tingkat DPD II se-Bali berkumpul untuk melakukan koordinasi dan memang tidak ada pemetaan-pemetaan, ini menunjukkan kami masih tetap solid tanpa ada pengotakan kubu ini dan itu,” kata Sudikerta didampingi oleh I Gusti Ngurah Wijaya, selaku Ketua Harian DPD Golkar Bali dan Warsa T.Bhuana selaku Bakumham DPD Golkar Bali di pantai Sindu, Sanur, Jumat (13/3).

Ditegaskannya, bahwa surat Menkumham itu dalam perihalnya menyebutkan kalimat penjelasan bukan keputusan.

“Dari amar putusan, sudah disebutkan hasilnya tidak ada menang tidak ada kalah. Kalau ada yang menyebutkan itu ada di pihak kedua, itu hanya keputusan pribadi hakim. Kalau begitu keputusannya, mari kita tunggu apa yang menjadi keputusan sampai final,” imbuhnya.

Kalaupun di final nanti harus menunjuk kepengurusan yang sah pada kubu Agung Laksono, dikatakan Sudikerta dan Ray Wijaya pihaknya tidak akan pernah menyingkir dari partai yang mengiringi perjalanan karir politiknya selama ini.

“Sampai saat ini kami masih tetap solid. Bila kami harus dibawah kepemimpinan bukan dari ARB, kami akan tetap berada di Golkar dengan melakukan prosedur dan mekanisme yang jelas,” kata Sudikerta diamini Ray Wijaya.

Bahkan bilamana keputusannya nanti ARB adalah Ketua DPP Golkar yang sah, kata Sudikerta akan tetap merangkul dan memperkokoh partai.

“Sesungguhnya kami di daerah tidak ada yang pecah, kami tetap solid. Bahkan kami tidak ada masalah di partai kami khususnya di daerah,” tegas Sudikerta.SIA-MB