Foto: Pembukaan Pelatihan Petani Milenial di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Bali, Senin (16/11/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

DPD Partai Golkar Provinsi Bali menggelar Pelatihan Petani Milenial Senin (16/11/2020) secara offline dan online via Zoom Meeting.

Dalam pelatihan secara offline beberapa perwakilan peserta yang datang langsung di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Bali, Jalan Untung Surapati, Denpasar.

Acara dibuka Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry yang diwakili Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. Made Dauh Wijana.

Pelatihan Petani Milenial menghadirkan sejumlah instruktur diantaranya AA Gede Agung Wedha Tama (Bali Organik Subak), I Mengandung Sumertha (Buleleng Agro).

Lalu Gede Suparman (Bali Organikultur Mutu Manikam), Wayan Rinaya (UD Hambli Gataya), Gus Dwi Darmadi (Bio Teknesia), Edi Juliana (Amertha Giri Lesung), dan Ida Bagus Arsana (Bali Sri Organik).

Pelatihan dipandu moderator Dr. Komang Suarsana yang juga Ketua Pelaksana Pelatihan Petani Milenial DPD Partai Golkar Provinsi Bali.

Dalam Pelatihan Petani Milenial ini dipaparkan sejumlah materi seperti pemasaran dan digitalisasi pertanian, mekanisasi sektor perkebunan, budidaya vanili sebagai salah satu komoditas unggulan Bali, solusi hama dan penyakit tanaman serta pengembangan holtikultura.

Pelatihan Petani Milenial ini merupakan salah satu program sumbangsih Partai Golkar kepada masyarakat luas khususnya generasi milenial untuk membangun jiwa kewirausahaan di sektor pertanian di tengah masa pandemi Covid-19.

“Karena di tengah pandemi Covid-19, berbagai persoalan dihadapi masyarakat misalnya dari segi ekonomi dan tingkat pendapatan. Dari awal banyak kegiatan dari Partai Golkar berikan solusi persoalan ini dan sekarang kami secara khusus berikan pelatihan di sektor pertanian,” ungkap Ketua Pelaksana Pelatihan Petani Milenial DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. Komang Suarsana.

Dari pelatihan ini diharapkan lahir generasi milenial yang konsern tertarik menekuni pertanian. “Selama ini ada kesan petani tua-tua, kotor-kotoran. Persepsi itu yang kita ubah lewat pelatihan ini agar lahir petani-petani milenial yang bisa jadi solusi bagi dirinya, keluarga, masyarakat dan bangsanya,” imbuh politisi Golkar yang akrab disapa Komang Kos ini.

Selain pelatihan secara offline dan online untuk memperdalam pengetahuan tentang pertanian, para peserta pelatihan juga diajak langsung pelatihan ke lokasi pertanian (pelatihan on farm) yang menghasilkan produk holtikultura organik( sayuran, buah-buahan dan lainnya).

Misalnya mengunjungi daerah Pancasari dan Gitgit di Buleleng serta kawasan Bedugul di Tabanan. “Dalam satu bulan ke depan para peserta terpilih akan diberikan pendampingan saat lakukan pelatian on farm,” ujar Suarsana.

Pelatihan ini akan dilakukan berkelanjutan. Misalnya ada pendampingan usaha bagi peserta yang punya komitmen lebih besar untuk mengembangkan materi yang diberikan dan serius menggeluti usaha pertanian.

“Dalam perkembangan ke depan mereka yang diberikan pelatihan setelah pendampingan terus akan dibina. Kami berusaha fasilitasi untuk dapatkan akses permodalan, pemasaran,” imbuh Suarsana yang juga Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Provinsi Bali ini.

Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. Made Dauh Wijana dalam sambutannya menyampaikan Pelatihan Petani Milenial ini kelanjutan dari berbagai progam sebelumnya yang telah diluncurkan. Seperti Bali Enterpreneur Academy, Buku Strategi Operasional Pembangunan Perekonomian Bali Pasca- Pandemi Covid-19, Dokumen Politik Hasil Kajian Partai Golkar Provinsi Bali.

Kenapa partai politik urusi hal-hal seperti pertanian dan ekonomi? “Pandemi Covid-19 pengaruhi sendi ekonomi. Tapi kita tidak boleh tinggal diam, pasrah, tapi harus lakukan terobosan, jadi solusi, inisiator di sekitar kita. Langkah kecil Partai Golkar tidak mampu selesaikan seluruh persoalan tapi minimal jadi langkah kecil yang bisa diikuti semua komponen,” papar Dauh Wijana.

Pelatihan Petani Milenial juga diharapkan mampu mencetak wirausaha baru khususnya di sektor pertanian yang sangat dibutuhkan di masa pandemi Covid-19 ketika pariwisata yang jadi andalan perekonomian Bali lumpuh.

“Pertanian terabaikan selama pariwisata booming. Tapi sekarang kembali ke pertanian ketika pariwisata jebol. Pertanian tulang punggung perekonomian yang tidak lekang oleh waktu. Jadi pertanian ini sekarang kita galakkan, geliatkan dan dukung penuh,” pungkas Dauh Wijana. (wid)