Tabanan, (Metrobali.com)

Kawasan Wisata Jatiluwih kini memiliki fasilitas wiasata baru. Tentu kehadiran destinasi wisata ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Tabanan dan sekitarnya. Jika menggunakan kendaraan, kawasan wisata Girisha Wahana Jatiluwih ini bisa ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan dari Denpasar. Kalau dari Desa Perean hanya ditempuh dengan 20 menit saja.

Nama Girisha Wahana merupakan nama yang mengandung makna yanng mendalam bagi tempat ini. Menurut pemilik sekaligus pengelola Girisha Wahana, Erlangga Mantik, bahwa nama ini diambil dari nama cucunya, Girisha.

“Giri berarti Gunung, sedangkan Sha berarti Siwa, utama dan juga berarti mulia. Sebuah wahana wisata yang diharapkan memberi dampak positif untuk kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar wahana itu,” tandas Erlangga Mantik didampingi Istrinya Ni Kadek Tri Nuryatiningsih, Rabu (17/08/2022).

Jika kita langsung berkunjung ke kawasan Girisha Wahana itu, sangat terasa alam dan suasananya memberikan kesan dan pengalaman yang berbeda secara batin. Dari tempat itu, kita bisa melihat pemandangan sawah yang berundak- undak nun jauh di sana. Dilatari Gunung Batukaru yang mempesonan, suasana tambah mempesona dan menakjubkan.

Ciptaan Tuhan tanah ini sungguh sangat luar biasa. Tempatnya sangat indah, nyaman dan memberi kesan tersendiri buat penikmatnya. Sungguh tempat ini memberi sebuah chemistry bagi para pemilik dan pengunjung dengan balutan suasana alam pedesaan.

Ditangan dingin Erlangga Mantik kawasan yang tadinya ditumbuhi semak belukar kini disulap menjadi tempat berwisata baru yang sangat mengasyikan dan menyenangkan. Luas lahan sekitar 1,6 hektar begitu ditata dengan apik dan sangat indah oleh pasangan suami istri.

Bersama istri tercinta, Erlangga Mantik nampak begitu sangat bahagia dan menikmati serta mensyukuri anugrah Hyang Widi yang sudah diwujudkan dalam wahana wisata yang menarik.

Menurut Erlangga Mantik, wahana ini awalnya dibuat sangat sederhana. Kita mengalir saja. Menata secara bertahap.

“Untuk saat sekarang baru dibangun restoran dan wahana permainan anak dan orang dewasa,” kata Erlangga Mantik didampingi istrinya. Ia menambahkan, orang orang yang dilibatkan atau bekerja di Girisha Wahana ini hampir 100 persen putra putri di Jatiluwih.

Sekitar 25 orang putra putri daerah setempat ditampung bekerja di wahana ini. “Kita latih dan didik mereka untuk bisa menerima tamu dengan baik. Selain, itu mereka juga dilatih untuk memasak dan bagaimana menyajikan makanan kepada para tamu. Selain, itu mereka juga dilatih berbahasa Inggris dengan baik.

Pengamatan Metrobali.com di Girisha Wahana, baru dibuka Rabu (17/8/2022) sudah banyak sekali tamu yang datang dan menikmati masakan dan permainanan wahana alam yang penuh tantangan. Bahkan para tamu ini sampai kekurangan tempat duduk, saking banyaknya. Apalagi, tamu yang diundang adalah kolega dari istri tercinta. “ Ini awal yang bagus. Semoga ke depan, Girisha Wahana ini terus berkembang sesuai dengan harapan warga di sekitarnya,’’ kata Erlangga Mantik.

Menurut owner Girisha Wahana & Resto, Erlangga Mantik, luas wisata Girisha Wahana & Resto dan memiliki panorama pegunungan serta keindahan sawah berundak atau terasering yang masih terjaga kelestariannya ini sekitar 1,6 hektar.

“Keindahan alam yang memukau tersebutlah pada akhirnya saya bersama istri manfaatkan untuk membuka usaha ini tanpa merusak alam dengan menyediakan fasilitas wahana flying fox hingga horizon pridge (jembatan spot foto),” ujar pria pensiunan BUMN ini.

Lanjut pria yang memiliki 1 putra dan 2 putri ini, konsep restonya juga berkonsep tradisional autentik, dibuat untuk keluarga urban yang rindu kampung halaman dengan suguhan pemandangan sawah dengan menu lindung bumbu kesuna cekuh, nasi goreng seafood hingga menu bebek goreng yang lezat. Racikan teh kekinian juga disajikan dengan campuran beras merah dan madu. Harga menu di restoran ini mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung menu yang dipesan.

Ni Kadek Tri Nuryatiningsih menambahkan, wisatawan yang berkunjung juga bisa menikmati Sunset dengan alam persawahan dan pegunungan. “Girisha Wahana & Resto bisa menjadi pilihan menarik karena wisatawan bisa melihat matahari tenggelam yang indah persis dibelakang atau view Gunung Batukaru,” ujarnya.

Waktu terbaik untuk berkunjung di sana adalah saat sore hari. Pengunjung bisa menikmati keindahan sunset dan langit sore dengan pemandangan sawah dan ladang yang hijau. Cocok untuk menghilangkan rasa penat atau merefresh pikiran dari padatnya aktivitas pekerjaan.Tak sampai di situ, saat langit cerah gunung Batukaru juga terlihat gagah di arah barat daya. Lampu-lampu yang mengelilingi area outdoor pun memperindah suasana sekitar. “My time akan sempurna dengan sajian makanan dan minuman,” jelasnya.

Restoran ini juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, di antaranya outbound, wahana playground dengan berbagai jenis ayunan, jungkat-jungkit, lahan parkir yang luas, toilet, dan tempat Selfi yang menarik.

Visi dan misi keluarganya membangun bisnis ini adalah membangun bisnis dari kecil atau bertahap yang menyatu dengan alam serta melengkapi wisata alam dengan motto ‘Good Lux, Good Food and Good Life’, dengan tetap mempertahankan tanaman atau pohon langka seperti pohon Boni, Sentul, hingga Ceroring. “Intisarinya, kami mengedepankan atmosfer Gunung Batukaru hingga keindahan subak yang juga dikenal sebagai sistem irigasi tradisional sawah di Bali,” imbuhnya.

Mengingat, Subak Desa Jatiluwih merupakan warisan budaya tak benda yang ditetapkan oleh UNESCO pada 2012. Subak adalah sesuatu yang diwariskan dari generasi ke generasi. Subak Jatiluwih terlihat indah karena ditangani oleh masyarakat setempat yang sudah ahli. (SUT-MB)