Foto: Generasi muda Denpasar Kadek Eggy Segel (paling kiri) yang juga Ketua Tim Relawan Garda Pemuda NasDem Kota Denpasar dan Koordinator Relawan Pengawal Suara Pemilu (PSP) Kota Denpasar di sela-sela perayaan HUT ke-9 Partai NasDem di Kantor DPW Partai NasDem Provinsi Bali, Rabu (11/11/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Pilkada Serentak 9 Desember 2020 yang digelar di tengah pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti memantik kekhawatiran berbagai pihak akan rendahnya partisipasi pemilih. Sejumlah survei menunjukkan tingkat partisipasi pemilih bisa saja anjlok atau turun drastis.

Hasil survei yang telah dilakukan IPI belakangan ini menunjukkan bahwa mayoritas responden atau hampir 80 persen menyatakan was-was datang ke TPS saat Pilkada 2020. Salah satu alasannya karena pemilih merasa takut lantaran pandemi Covid-19 yang sampai saat ini angka penularannya masih tinggi.

Di tengah berbagai kekhawatiran yang ada, sejumlah kelompok yang peduli dengan kualitas pesta demokrasi dan legitimasi pemimpin yang dihasilkan pada Pilkada Serentak 2020 terus ikut mengkampanyekan agar pemilih tidak perlu khawatir datang ke TPS karena penyelenggara pemilu tentu memastikan keselamatan dan kesehatan pemilih dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

Salah satu kelompok yang gencar mengkampanyekan hal ini dan mendorong partisipasi aktif generasi muda mengawal Pilkada Serentak khususnya di Kota Denpasar adalah Relawan Pengawal Suara Pemilu (PSP) Kota Denpasar.

“Pilkada Serentak 2020 di tengah pandemi Covid-19 menjadi tantangan kita semua termasuk bagi generasi muda,” kata tokoh muda Denpasar Kadek Eggy Segel yang juga Koordinator Relawan Pengawal Suara Pemilu (PSP) Kota Denpasar di sela-sela perayaan HUT ke-9 Partai NasDem di Kantor DPW Partai NasDem Provinsi Bali, Rabu (11/11/2020).

“Kami tidak mau lagi disebut-sebut sebagai kelompok yang apatis akan politik. Ini saatnya generasi muda mengambil peran lebih aktif mengawal kualitas pesta demokrasi di masa pandemi. Saatnya generasi muda akhiri apatisme terhadap politik,” sambung Eggy Segel.

Kadek Eggy Segel, Koordinator Relawan Pengawal Suara Pemilu (PSP) Kota Denpasar

Ketua Tim Relawan Garda Pemuda NasDem Kota Denpasar ini lantas mengungkapkan pemikirannya mengenai bagaimana memaknai peran generasi muda dalam Pilkada Serentak ini khususnya Pilkada Kota Denpasar.

Eggy Segel mengungkapkan bahwa generasi muda memiliki porsi pemilih dan menempati 40 persen dari jumlah survei yang dilakukan. Dari hasil survei yang didapatkan, generasi muda memiliki peran besar dan penting yang strategis setiap diadakannya Pemilu.

“Generasi muda diibaratkan seperti gadis cantik yang suaranya diperebutkan calon kepala daerah dan milenial bisa jadi kunci kemenangan. Namun sangat disayangkan generasi muda lebih banyak apatis terhadap politik. Ini tidak boleh terjadi lagi ke depan,” sebutnya sembari mengungkapkan keresahannya dengan masih adanya generasi muda yang apatis terhadap politik.

Kondisi ini pun dapat dilihat nyata jika bercermin kembali pada kondisi Pilkada Denpasar yang dilakukan pada tahun 2015, dimana tingkat partisipasi pemilih yang cukup rendah yakni hanya ada di tingkat 58 persen.

Dengan hal tersebut tentu para generasi muda diharapkan pada Pilkada Denpasar 2020 ini agar menggunakan hak politiknya untuk memilih calon yang sudah diusung khususnya Kota Denpasar.

“Tentu peran generasi muda di Pilkada Kota Denpasar ini sangat signifikan karena Kota Denpasar merupakan pintu gerbang, Ibukota Provinsi Bali untuk dunia internasional,” kata Eggy Segel.

Ia menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran dan tanggung jawab kedepan untuk menjadi generasi penerus dalam memimpin daerah.

Keterlibatan generasi muda atau milenial Kota Denpasar dalam rangka Pilkada Denpasar yang diselenggarakan pada 9 Desember 2020 mendatang cukup menggeliatkan semangat generasi muda untuk menyongsong perubahan di Kota Denpasar.

Paslon usungan dari Partai NasDem yaitu Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) sangat memperhatikan keberadaan milenial dan mengusung berbagai terobosan program mewadahi kreativitas generasi muda.

Hal inilah yang membuat para kader berani mendekatkan diri dan masuk dalam kelompok milenial. “Generasi milenial adalah kelompok masyarakat yang tidak punya patokan pemimpin sehingga mereka lebih mudah kami untuk masuk dalam memperkenalkan paslon Amerta,” pungkas Eggy Segel. (wid)