endek

Gianyar (Metrobali.com)-

Desain dan fashion menjadi hal yang sangat penting untuk mampu bersaing dalam era globalisasi, termasuk dalam pengembangan ekonomi kreatif Indonesia, khususnya di Pulau Bali.

“Fenomena pergerakan zaman yang kompleks dan multidimensi menjadi evolusi dari berbagai desain dan kreativitas, sebagai bentuk inovasi dan kreativitas masyarakat Gianyar,” kata Ketua Tim Ahli Ekonomi Kreatif Pemkab Gianyar, Yoke Darmawan, Kamis (11/12).

Ia mengatakan, untuk mendukung upapaya tersebut digelar “Gianyar Cultural Wonders Design and Fashion (GCWDF)” berlangsung di Puri Agung Gianyar, Rabu (10/12) malam.

Kegiatan itu bertujuannya untuk mengangkat desain dan fashion budaya sekaligus potensi dari keunggulan lokal, melestarikan kekayaan asli dan memperkenalkan produk terbaik Gianyar dalam dunia fesyen “Melalui dunia desain dan fashion akan berdampak pada semua sektor bisnis ekonomi kreatif serta memperluas kontribusi stakeholder dalam pertumbuhan industri fesyen,” ujar Yoke Darmawan.

Kegiatan yang diprakarsai Pemkab Gianyar dengan menggandeng tiga desainer senior Bali asal Gianyar yakni Bintang Mira, Tjok Abi dan Tude Togog. Ketiga desainer tersebut dikenal memiliki prestasi dalam mengembangkan tekstil tradisional Bali.

Dalam acara Gianyar Cultural Wonders Design and Fashion, ketiga desainer tersebut menampilkan rancangan kain endek, tenun dan songket khas Gianyar.

Kami ingin menunjukkan bahwa kain tenun bukan hanya buah keterampilan turun temurun bagi masyarakat Gianyar, namun juga bentuk identitas kultural dan artefak ritual, ungkap Cok Abi.

Di luar lingkup tradisi masyarakat daerah tujuan wisata, kain tenun Gianyar pun tidak sebatas cindera mata atau sekedar oleh-oleh khas Gianyar semata, tetapi terus berkembang sebagai komoditas ke dunia desain dan fesyen global yang berbasis budaya.

Kegigihan ketiga desainer tersebut dalam mengkreasikan tekstil tradisional melalui desain dan fesyen membuahkan hasil. Bintang Mira berhasil mengangkat nama Batik Bali ke kancah nasional dan internasional.

Dengan merek dagang Balibatiku yang diluncurkan sejak 1999, ia fokus mengembangkan desainnya pada motif khas Bali, batik Bali klasik, batik Bali dengan motif ikat dan Batik Bali komtemporer.

Begitu pula dengan Tjok Abi, satu-satunya desainer yang konsisten mengeksplore warna poleng menjadi fesyen bernilai seni tinggi dalam setiap karya rancangannya, karena itulah pemilik De Galuh Butik ini pernah menjadi salah satu desainer terbaik dari 10 desainer terbaik pilihan Fashion TV Perancis.

Tude Togog pun mengambil bagian dalam kolaborasi 10 perancang busana, Fashion tendence 10 legacy for the future yaitu kolaborasi antara fesyen desiner, arsitek produk dan interior desainer untuk menciptakan fashion show sekaligus menyajikan pameran seni kontemporer.

Desiner otodidak asal Gianyar ini bergelut di bidang tenun Bali bermerek dagang Togog yang mengangkat etnik Bali. Persembahan desain dan fesyen show disaksikan Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata. AN-MB