Jembrana (Metrobali.com)-
Pemasangan kabel telepon milik salah satu oprator seluler di pinggir jalan jurusan Denpasar-Gilimanuk menuai protes. Sebab, akibat galian yang dilakukan buruh tersebut membuat pipa PDAM bocor.  Seperti di tanjakan sebelah timur pasar Desa Yehembang, Mendoyo. Dilokasi tersebut sejak Rabu (12/9) lalu hingga Kamis kemarin air PDAM terlihat menyembur karena pipa air bocor terkena peralatan pekerja peggali tanah. Akibatnya aliran air ke timur macet sehinggadan membuat  pelanggan tidak mendapat air.

Kebocoran pipa akibat galian juga terjadi 100 meter sebelah barat SPBU Tembles, Desa Penyaring sejak Selasa lalu dan hingga kemarin belum juga diperbaiki. Galian untuk pemasangan kabel telepon yang digarapPT SCKP Jakarta, dipinggir jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk wilayah Desa Yehembang sampai kawasan Desa Mendoyo Dangin Tukad, Mendoyo. Dibeberapa titik terlihat air dari pipa PDAM merembes bahkan ada yang menyembur di bekas galian.

“Memang benar pipa yang bocor tersebut karena kena cangkul atau linggis pekerja. Tapi itu tidak sengaja. Kami tidak tahu  ada pipa PDAM saat menggali,”ujar Arianto buruh pengali asal Banyuwangi.

Sementara itu, Sugeng, pemborong galian kabel ketika dikonfirmasi wartawan mengakui kebocoran pipa PDAM tersebut akibat galian untuk pemasangan kabel. Kebocoran itu sudah dilaporkan kepada pihak PDAM karena yang berhak untuk melakukan perbaikan terhadap pipa adalah PDAM. “ Kami tidak tahu standar pipa yang digunakan PDAM. Yang jelas kami laporkan ke PDAM,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah Direktur PDAM Tirta Amerta Jati, Jembrana I Nengah Sugianta, mengaku sangat keberatan dengan pengalian tersebut. “ Saya sangat keberatan karena tidak berkordinasi dengan kami. Saya sudah tugaskan petugas untuk menunjukan letak-letak pipa agar tidak terkena peralatan pekerja,” jelasnya. Karena sangat merugikan PDAM akibat bocornya pipa itu. Pihak proyek juga tidak berkordinasi dengan PDAM dalam pengalian itu.DEW-MB