Denpasar (Metrobali.com)-

Ajang festival film dokumenter Bali dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-34 tahun ini telah berhasil memutar sebanyak 14 karya film dari para peserta di setiap kabupaten/kota serta peserta dari kalangan masyarakat umum. Dibalik geliat sinaes muda dalam menggairahkan denyut nadi kehidupan dunia perfilman di Bali, rupanya apresiasi masyarakat publik masih tergolongan sangat minim sekali.

Setiap pemutaran film dokumenter karya para peserta baik dari perwakilan setiap kabupaten/kota maupun masyarakat umum pasalnya selalu sepi dari hingar-bingar penonton, khalayak pencinta seni budaya Bali sebagaimana halnya dengan pementasan kesenian lainnya selama PKB berlangsung.

Kepada koran ini, Ida Ayu Masyeni, Kabid Perfiman dan Kesenian Disbud Bali, dengan didampingi Wayan Dauh, panitia film dokumenter PKB2012 mengatakan memang hingga saat ini apresiasi masyarakat terhadap dunia film dokumenter masih minim, tapi hendaknya tidak menyurutkan semangat para sineas muda untuk terus berkarya. “Demi upaya peningkatan pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali ke depannya,” katanya.

Mengingat, katanya, seni budaya Bali telah menjadi ibu kandung dari kebudayaan bangsa sebagai daya saing bangsa dikancah dunia internasional dan persaingan industri pariwisata dunia. Terlebih lagi, program festival film dokumenter merupakan bagian penting dalam pendokumentasian sejarah bangsa bernilai edukasi tinggi demi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang.

Minimnya apresiasi publik hendaknya mampu dijawab oleh para sinaes muda Bali lewat karya film dokumenter yang kaya ide dan imajinasi kreatif bernilai guna manfaat, serta lebih menarik dan menggelitik plus berdaya saing global.

Senada dengan hal itu, Wayan Dauh menambahkan bahwa untuk PKB tahun ini festival film dokumenter Bali akan menjaring sebanyak 10 nominator yang selanjutnya diseleksi lagi sebanyak 6 nominator sebagai pemenang utama dan pemenang harapan.

Dikatakannya, filmdokumenter ini sangat penting dalam upaya pelestarian dan pengembanganseni budaya bangsa khusus kearifan budaya khas Bali yang tumbuh danberkembang sebagai kewajiban ritual berbasis spiritual religius selamaini. Selain itu, juga dapat menjadi media informasi publik terutamabagi upaya penopang industri pariwisata bangsa khususnya Bali.

Maka itulah, program film dokumenter berupaya dihelat dalam PKB setiap tahun sebagai upaya merekam jejak sejarah dalam PKB secara menyeluruh dari berbagai sudut pandang berbeda, meskipun setiap penyelenggaraannya selalu terkendala klasik karena minim dana operasional.

Diharapkan, dalam PKB tahun depan ajang festival film dokumenter dapat suntikan dana operasional yang layak dan lebih banyak dari tahun ini. Sehingga mampu mengadakan kegiatan sosialisasi secara berkelanjutan sebagai upaya meningkatkan apresiasi publik terhadap film dokumenter,” harapnya.(ija)