Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua Asosiasi Eksporter dan Produsen Handicraf Indonesia (ASEPHI) Bali, Ketut Dharma Siadja menegaskan jika pihaknya kini membidik pasar Amerika Latin untuk memasarkan produk-produk kerajinan yang dimiliki oleh pengusaha yang tergabung di organisasinya.

“Sejak diterpa krisis, Eropa dan Amerika masih lesu. Begitu juga Jepang pasca-tsunami menghantam Negeri Sakura itu. Maka, kami menawarkan agar pemerintah mulai melebarkan sayap membuka pasar ke Amerika Latin,” kata Dharma, Selasa 15 Mei 2012.

Dijatuhkannya pilihan ke Amerika Latin, lantaran mereka belum terkena dampak terhadap krisis yang menerpa Eropa dan Amerika sejak beberapa tahun belakangan. “Sebut saja Brazil, Venezuela dan negara Amerika Latin lainnya, kondisi perekonomian mereka tetap stabil. Mereka tak terdampak oleh krisis,” papar dia.

Sebaliknya, sambung Dharma, kondisi perekonomian negara-negara Amerika Latin menunjukkan situasi yang membaik. “Perekonomian mereka tetap stabil, justru malah semakin membaik,” ucap dia.

Apalagi Amerika Latin juga sangat terbuka bagi produk kerajinan unggulan Bali seperti kerajinan dari kayu dan perak. Kendati begitu, Dharma tetap meminta agar pasar kerajinan yang sudah terjalin ke Eropa dan Amerika tetap dijalin.

“Saya sudah mengusulkan hal itu secara langsung kepada Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar. Beliaun sangat setuju dengan gagasan yang kami sampaikan,” jelas Dharma.

Menurut Dharma, meski kerajinan dari kayu dan perak yang selama ini menjadi unggulan Bali sedang mengalami kelesuan, namun dengan dibukanya pasar Amerika Latin dan tetap mempertahankan pasar Eropa dan Amerika, ia yakin kerajinan Bali akan tetap bertahan.

“Mengapa demikian, karena mereka tak bisa menemukan kerajinan Bali yang unggul di daerah mereka. Mereka hanya tahu jika itu adalah produk kerajinan Bali. Itulah kepintaran masyarakat Bali,” tegas dia. BOB-MB