Entaskan Buta Aksara, Gugah Kemandirian
Denpasar (Metrobali.com)-
Program literasi atau pengentasan penduduk buta aksara secara nasional memang telah diapresiasi oleh organisasi Unisco dengan pemberian penghargaan berupa medali dan sertifikat. Selain itu, penyelenggara pengembangan pendidikan masyarakat di Indonesia juga berhak atas hadiah uang sebesar 20 ribu dollar.
Penghargaan itu terdiri atas Unisco King Sejong Literacy Prizes atas program peningkatan kualitas pendidikan literasi melalui literasi kewirausahaan, budaya membaca, dan pelatihan para pendidik. Penghargaan ini diberikan terkait peringatan Hari Aksara Internasional, yang jatuh pada Sabtu (8/9) mendatang.
Atas prestasi itu, pemerintah Bali melalui Disdikpora Bali telah berupaya melakukan beragam terobosan strategis dalam menyukseskan program literasi tersebut secara berkelanjutan. Langkah konkret itu, di antaranya menggenjot wajib belajar 12 tahun, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah, serta menggugah kemandirian melalui budaya kreatif berbasis kearifan lokal.
Bahkan, untuk tahun ini telah mengalokasikan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Bali sebesar Rp 2,52 miliar untuk program keaksaraan fungsional dasar yang menyasar 7 ribu penduduk Bali. Terutama penduduk usai produktif antara 25-44 tahun. Berdasarkan data Disdikpora Bali tercatat 335.163 penduduk Bali yang masih buta aksara. Rinciannya, usia 45 tahun sebanyak 278.708 orang, usia 15-24 tahun mencapai 7.995 orang, serta usia 25-44 tahun tercatat sebanyak 48.505 orang.
Kadisdikpora Bali, AAN Gde Sujaya mengakui pihaknya telah melakukan upaya strategis dalam menyukseskan program pengentasan buta huruf di samping menggenjot program wajib belajar 12 tahun. Di antaranya menggugah kemandirian masyarakat dengan menciptakan usaha mandiri yang produktif. “Terutama di bidang industri budaya kreatif yang berbasis kearifan budaya lokal khas kabupaten/kota,” ujarnya.
Diharapkan, dengan langkah tersebut, upaya pengentasan buta aksara yang kini jumlahnya masih relatif tinggi dapat dientaskan secara tuntas. Tentunya, dengan melibatkan para pihak terkait secara sinergi. Sehingga, penghargaan dari Unesco yang telah diraih saat ini betul-betul mampu memicu semangat bersama mengentaskan buta aksara secara lebih konkret, khususnya bagi kalangan pelajar. IJA-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.