kerajinan tulang bali

Denpasar (Metrobali.com)-

Bali meraih devisa sebesar 50.745,77 dolar AS dari ekspor kerajinan berbahan baku tulang selama lima bulan periode Januari-Mei 2014, merosot 36,63 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 80.078,72 dolar.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat realisasi ekspor perdagangan luar negeri, Minggu (31/8), khusus untuk volume mata dagangan yang menonjolkan unsur seni hasil sentuhan tangan-tangan terampil seniman Bali itu juga berkurang 23,50 persen.

Bali mengapalkan 62.916 unit hasil kerajinan berbahan baku tulang selama lima bulan I-2013 menurun menjadi 48.130 unit pada kurun waktu yang sama tahun 2014.

Kerajinan berbahan baku tulang merupakan salah satu dari 17 jenis hasil industri kerajinan rumah tangga yang mampu menghasilkan deivsa sebesar 93,26 juta dolar AS atau 43,97 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 216,04 juta dolar AS.

Perajin Bali, khususnya di Kabupaten Gianyar cukup kreatif, mengubah tulang sapi yang tadinya merupakan limbah yang dibuang begitu saja menjadi mata dagangan bernilai ekonomis tinggi yang cukup diminati konsumen luar negeri.

Berkat sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali, tulang sapi itu dapat diubah menjadi cindera mata yang khas dan unik seperti kalung, cincin dan perhiasan lain.

Bahkan bahan baku tulang itu dikombinasikan sedemikian rupa dengan logam sehingga mampu menarik perhatian konsumen untuk membelinya.

Seorang perajin berbahan baku tulang di Tampak Siring, Kabupaten Gianyar Made Suandra menjelaskan, pihaknya berusaha melakukan perbaharuan rancang bangun (desain), sehingga setiap hasil produksi berbeda dengan hasil-hasil sebelumnya, sehingga tetap menarik perhatian konsumen.

Bali sebagai daerah tujuan wisata yang menerima kunjungan sedikitnya 2,5 juta wisatawan mancanegara setiap tahun, menjadi tempat pemasaran potensial bagi hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga.

Ekspor kerajinan dari bahan baku tulang itu hanya yang tercatat secara resmi pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat. Wisman dalam liburan di Bali banyak membeli cendera mata, termasuk dari bahan baku tulang yang langsung dibawa pulang ke negaranya.

Dengan demikian berbagai jenis cendera mata yang dibeli langsung oleh wisman sulit dipantau. Kenyataan di lapangan, perdagangan cendera mata hasil industri kecil kerajinan rumah tangga ke luar negeri, nilainya jauh lebih besar dari yang tercatat secara resmi. AN-MB