unduhan (5)

Denpasar (Metrobali.com)-

Ekspor ikan kerapu meningkat 23,28 persen dari 7,18 juta dolar AS pada Januari-Oktober 2012 menjadi 8,85 juta dolar AS pada periode yang sama tahun 2013.
“Namun dari segi volume pengapalan mata dagangan itu merosot 70,93 persen,” kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Senin (17/2).

Pengiriman kerapu pada 2012 tercatat 3.389,7 ton, sedangkan tahun setelahnya hanya 985,53 ton.

“Kemerosotan dari segi volume, namun perolehan nilai meningkat itu menunjukkan, mata dagangan ikan kakap dihargai semakin mahal di pasaran luar negeri,” ujar Ketut Teneng.

Ekspor ikan kerapu mampu memberikan kontribusi sebesar 2,22 persen dari total ekspor Bali sebesar 398,75 juta dolar AS selama sepuluh bulan pertama 2013.

Ikan kakap merupakan salah satu dari 11 jenis hasil perikanan dan kelautan Bali yang menembus pasaran luar negeri dengan total menghasilkan 94,05 juta dolar AS, meningkat 9,40 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya hanya 85,97 juta dolar AS.

Sektor perikanan dan kelautan mampu memberikan kontribusi sebesar 23,59 persen dari total ekspor Bali secara keseluruhan. Komoditas lainnya meliputi ikan tuna, kerapu, lobster dan sirip ikan hiu, ujar Ketut Teneng.

Bali menjadi pionir produsen kerapu dan benih bandeng di Indonesia berkat dukungan Balai Besar Riset Perikanan Budidaya laut di Gondol, Kabupaten Buleleng.

Masyarakat pesisir dan nelayan di sepanjang pantai utara Bali, khususnya di Kecamatan Grokgak mampu mengadopsi rekayasa teknologi pembenihan kerapu dan bandeng atau yang lebih dikenal dengan “hatchery” skala rumah tangga (HSRT).

HSRT berkembang di sepanjang pantai mencapai 2.000 unit memproduksi benih kerapu dari telor sampai menjadi benih ukuran lima hingga tujuh sentimeter.

Nelayan untuk membesarkan bibit hingga mencapai ukuran tersebut membutuhkan waktu selama 25 bulan dan selanjutnya benih tersebut dibesarkan dalam keramba jaring apung (KJA) selama delapan bulan hingga siap dipanen untuk ekspor.

Benih kerapu yang dihasilkan Bali, selain untuk memenuhi pengembangan daerah setempat juga sebagai matadagangan antarpulau, termasuk memenuhi kebutuhan bibit di Sumatera dan Sulawesi.

Secara ekonomis pembenihan kerapu sangat menguntungkan, namun memerlukan keterampilan dan ketekunan dalam pemeliharaan benih ikan yang bernilai ekonomis tinggi itu. AN-MB