HUTAN RUSAK

Jakarta (Metrobali.com)-

Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, Ecoton meminta penegakan hukum pada kasus kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Indonesia harus adil.

“Jangan pembakarnya saja, tapi siapa yang memerintahkan pelaku membakar lahan dan hutan. Itu yang harus dicari,” ujar Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi ketika dihubungi dari Jakarta, Jumat (3/10).

Menurut dia, persoalan yang terjadi hampir setiap tahun ini merupakan fenomena gunung es karena hanya pembakar hutan dan lahan saja yang ada di permukaan.

Sedangkan, pihak di balik kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di kawasan Sumatera dan Kalimantan nyaris kurang tersentuh oleh aparat.

Ia berharap pemerintah lebih tegas dan mengevaluasi perihal perizinan yang oleh pihak tertentu yang sengaja mengalihfungsikan hutan, semisal sebagai lokasi pertambangan dan sawit.

“Pemerintah, khususnya daerah setempat, jangan memberi izin seenaknya bagi mereka yang membuat hutan beralih fungsi. Efeknya ke depan, hutan Indonesia akan terancam,” katanya.

Aktivis lingkungan yang pernahmenerima penghargaan Goldman Environmental Prize 2011, di gedung San Francisco Opera House, dari Presiden AS Barack Obama tersebut berharap ada pengkajian ulang yang lebih serius agar hutan tidak dimanfaatkan pihak tertentu.

Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Wakil Presiden Boediono telah meminta Kapolri, Kejaksaan Agung, TNI dan PPNS meningkatkan upaya penegakan hukum bagi mereka yang terlibat dalam kebakaran hutan.

“Penegakan hukum harus terus ditingkatkan oleh aparat. Catatan kami, selama 2014, dari 186 kasus terkait karhutla ada 296 tersangka,” katanya.

Proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan juga masih terus dilaksanakan. BNPB telah mengerahkan 2.200 personel TNI dan 1.050 personel Polri untuk membantu BPBD, Manggala Agni, dan lainnya dalam pemadaman di darat.

“Satgas udara, BNPB bersama BPBD saat ini masih melakukan water bombing dari udara dan modifikasi cuaca di Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, dan Kalteng,” katanya. AN-MB