Denpasar (Metrobali.com)-

Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi menegaskan sikapnya untuk mundur dari jabatannya jika target e-KTP tak tercapai.”e-KTP sudah terbit sekitar 2 juta. Targetnya nanti kan bulan Desember, tapi untuk daerah Oktober. Target saya hal itu harus terealisasi. Kalau tidak tercapai, jaminannya seperti saya sudah bilang, saya akan mundur,” kata Gamawan, di Kantor Gubernur Bali, Senin 2 Juli 2012.Gamawan mengaku serius atas pernyatannya itu.

“Serius saya ini. Orang bilang, hanya orang Jepang saja yang berani bilang seperti itu. Kita ini juga berani. Kita bertanggungjawab bekerja kan,” tegas dia.

Sementara itu, Gamawan mengaku sedang mengevaluasi efektivitas KTP yang berlaku lima tahunan. Sebab menurutnya, untuk proses pembuatan KTP lima tahunan, biayanya besar. “Kalau kita ikuti lima tahunan itu, biaya membengkak. Untuk lima tahun kita harus menambah, minimal satu KTP Rp16 ribu dikali angka penduduk ber-KTP lima tahun lagi kemungkinan 200 juta. Artinya Rp3,2 triliun. Belum lagi cost operasionalnya,” papar dia.Gamawan mempertanyakan urgensi KTP lima tahunan itu.

“Untuk apa seh lima tahunan itu? Pentingnya lima tahunan itu apa? Padahal kan setiap saat bisa di-update kalau terjadi perubahan-perubahan,” ungkap Gamawan.Karena itu, Gamawan mengaku Kemendagri sedang mendalami hambatan lima tahunan itu. Sejauh ini, hal itu yang sedang dikaji secara intensif. “Andai kata program lima tahunan itu tidak terasa perubahannya, untuk apa kita buat program lima tahunan,” tegas dia.

Dengan membuat KTP seumur hidup, Gamawan menjelaskan pemerintah bisa menghemat biaya sekitar Rp4 triliun lima tahun sekali. “Artinya kita bisa menghemat sekitar Rp1 triliun pertahun. Itu baru dari biaya, pengerjaan dan dari segi waktu,” imbuhnya.Ia mengaku sudah mengomunikasikan gagasannya itu dengan instansi terkait. “Dua hari lalu sudah didiskusikan dengan DPR. Diskusi awalnya sudah. Kalau berjalan, tinggal perubahan pasal dalam UU 23 tahun 2006 saja,” tutup dia. BOB-MB