Buleleng, (Metrobali.com)

Gubernur Bali Wayan Koster bersikeras menghapus SMAN Bali Mandara. Keputusannya itu dinilai telah mengabaikan aspirasi publik.

“Jelas-jelas Gubernur Koster mengabaikan aspirasi publik. Dalam hal kebijakan SMAN Bali Mandara, dia bukan seorang pemimpin yang baik untuk Bali,” kritik Waketum DPP Persadha Nusantara Dr Gede Suardana, Selasa (21/6).

Kriitik itu disampaikan oleh Suardana setelah ia mendapatkan kepastian bahwa gubernur tetap bersikukuh pada kebijakannya menghapus sekolah yang sarat prestasi ini.

Ia menyesalkan Gubernur Koster mengabaikan kajian akademis tentang sekolah tersebut yang disampaikan oleh forum komunikasi penduki pendidikan (FKPP) Bali dan alumni.

“Kajian ini diharapkan memberikan perspektif dari sudut pandang berbeda dengan harapan gubernur mengambil keputusan yang komprehensif. Tapi nyatanya diabaikan begitu saja. Ia telah mengambil keputusan yang salah,” kritik mantan ketua KPU Buleleng ini.

Suardana pun tak segan mengkritik Gubernur Koster tidak aspiratif. Tak membawa nilai-nilai demokratis sesuai jargon partainya. “Dia tidak aspiratif. Kritik dan masukan tidak hanya dari FKPP dan alumni namun tokoh pendidikan dan akademisi. Publik pun meyakini kebijakannya keliru. Namun semua dianggap angin lalu,” kata Suardana.

“Tidak bisa dibayangkan, pemimpin dari partai dengan mengusung jargon wong cilik tetapi membunuh mimpi anak-anak marhaen. Sebuah paradoks bagi masa depan Bali,” kritiknya.

Suardana mengingatkan bahwa kebijakan menghapus SMAN Bali Mandara akan dingat oleh publik dalam waktu lama. “Jangan remehkan doa anak-anak miskin. Jangan abaikan pekerimik masyarakat Bali. Jangan abaikan perasaan masyarakat,” ingatnya.

Dengan keputusan tersebut, SMA/SMK Negeri Bali Mandara akan melakukan penerimaan siswa baru secara reguler sama seperti sekolah negeri lainnya di Bali, mulai Rabu (22/6/2022).