Nusa Penida (Metrobali.com)-

Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya mendesak Dinas Pendidikan provinsi dan kabupaten/kota di Pulau Dewata memvalidasi data siswa putus sekolah sehingga dapat diambil kebijakan yang tepat untuk menolong mereka.

“Hal ini tidak hanya menjadi pekerjaan rumah bagi eksekutif, tetapi bagi kami juga di dewan karena tak sedikit anak-anak terpaksa putus sekolah akibat keterbatasan ekonomi orang tuanya,” katanya di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Minggu (28/7).

Oleh karena itu, menurut dia, pengambil kebijakan harus bisa mengambil data riil di lapangan. Setidaknya mulai dari tingkat dusun agar lebih peduli terhadap warganya.

“Bagaimana program pendidikan dapat tepat sasaran kalau datanya saja tidak jelas? Memang sudah ada program beasiswa miskin, tetapi jika belum terdata, tentu mereka tidak dapat menerimanya dan terpaksa putus sekolah,” ucapnya.

Politisi dari PDIP itu di sela-sela kunjungannya ke Nusa Penida bersama Gubernur Bali Made Mangku Pastika menemukan salah seorang anak bernama Ketut Rai Rahyuni (13) yang terpaksa tidak bisa melanjutkan ke jenjang SMP karena keterbatasan ekonomi. Padahal anak itu sangat ingin bersekolah dan bercita-cita menjadi dokter.

Beruntung akhirnya Rahyuni dijadikan anak asuh oleh Gubernur Bali dan akan dibiayai pendidikan serta kehidupannya di Denpasar sampai dapat meraih pendidikan setinggi-tingginya yang diinginkannya.

“Dari kejadian ini kita dapat melihat, betapa ada anak yang berkeinginan keras untuk bersekolah, tetapi akan luput dari program beasiswa pendidikan kalau tidak ada inisiatif dari aparat desa untuk menyampaikan kepada dinas terkait,” katanya.

Arjaya sangat berharap para kepala dinas, bupati/wali kota aktif turun ke lapangan dan selanjutnya membuat program pendidikan yang memang benar-benar berguna bagi masyarakat.

“Jangan aktif turun hanya saat menjelang pemilihan kepala daerah. Apalagi kalau membuat program semata didasarkan kepentingan pencitraan politik,” ujarnya.

Politisi dari Sanur ini mengingatkan harus ada ketulusan dan keinginan berjuang dari pemerintah demi masa depan yang lebih baik untuk anak-anak bangsa.

Sementara itu jumlah siswa putus sekolah pada 2012 di Bali sebanyak 1.407 orang yang tersebar di berbagai kabupaten/kota. Rincian mereka yang putus sekolah untuk jenjang SD/MI sebanyak 536 siswa, SMP/MTs sejumlah 368 siswa, SMA/MA sebanyak 178 siswa dan 325 orang untuk jenjang SMK.