Jakarta, (Metrobali.com)

Pada 2020, 88% UMKM mengalami penurunan permintaan terhadap produknya hingga 60% (Sumber: UI dan UNDP, 2020). Guna meningkatkan permintaan produk Artisan Indonesia (UMKM/IKM), pemerintah terus mendorong kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), pemberian stimulus BBI, serta penyediaan modal melalui DigiKU.

“Menyangkut seperti program stimulus, menurut saya programnya sangat bagus sekali, karena jumlah yang masuk sekarang juga meningkat untuk UMKM,” seru Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam rapat koordinasi pada hari Selasa (31-08-2021).

Pada pertemuan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Odo R. M. Manuhutu menjelaskan bahwa telah terjadi penurunan permintaan terhadap produk Artisan Indonesia selama masa Pandemi Covid-19. Untuk itu, pemerintah akan meningkatkan pendampingan yang meliputi kampanye Gernas BBI, pemberian Stimulus BBI, serta penyediaan permodalan UMKM melalui DigiKU.

“DigiKU rencananya dalam waktu dekat akan diluncurkan kembali dengan target penyaluran kredit sebesar 16 triliun rupiah,” tutur Deputi Odo. DigiKu sendiri merupakan program penyaluran kredit untuk UMKM yang disediakan pemerintah melalui HIMBARA yang dapat menjadi alternatif pembiayaan yang aman dan terjangkau bagi UMKM/UKM/Artisan.

Sementara itu, hingga Juli 2021, jumlah UMKM/IKM/Artisan on-boarding telah mencapai 7.217.201 unit atau mengalami peningkatan sebesar 90% sejak BBI diluncurkan, sehingga total saat ini sudah mencapai 15,2 juta unit. Selanjutnya, Kampanye Gernas BBI juga akan dilanjutkan secara berkesinambungan untuk bulan September hingga November 2021 yang turut dilakukan oleh KKP di Aceh, Kemendes PDTT di Kalimantan Timur, serta Kemendikbud Ristek di Maluku. Kampanye tersebut dilakukan guna meningkatkan literasi digital dan finansial, serta mendorong peningkatan transaksi belanja produk artisan.

Di sisi lain, pemerintah juga menyiapkan Stimulus BBI, yang merupakan program dukungan yang diberikan melalui pemberian insentif untuk belanja. Penerima stimulus BBI adalah merchant/pelaku UMKM yang ada di e-commerce dan tergabung dalam program, serta secara tidak langsung adalah pembeli/konsumen akhir yang berbelanja. Stimulus BBI diberikan kepada pelaku ekonomi kreatif subsektor Fesyen, Kuliner, dan Kriya dengan total anggaran senilai Rp 200 miliar rupiah.

“Program Stimulus BBI akan segera dilaksanakan untuk mendukung pemulihan ekonomi di Q3 dan Q4,” seru Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo dalam pertemuan yang sama.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyampaikan dukungannya dalam pelaksanaan Gernas BBI dengan melakukan perluasan akses pembiayaan dan pengembanyak skema pembiayaan UMKM dari hulu ke hilir. “OJK juga memfasilitasi digitalisasi UMKM serta membangun kampus UMKM sebagai pembinaan dan pendampingan bagi UMKM,” terang Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.

Untuk itu, Menko Luhut menegaskan bahwa seluruh program dorongan UMKM ini harus ditindaklanjuti dengan baik dan optimal.

“Kita bisa dorong UMKM untuk membuat yang lebih hightech. Kita juga bisa fokus ke UMKM yang bisa memanfaatkan teknologi sehingga ini bisa membantu kemajuan bangsa di depan,” pungkasnya.

Sumber : Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi