privat-beach

ilustrasi

Perkembangan pariwisata di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut dilihat dari kunjungan wisatawan mancanegara semakin meningkat dari tahun ketahun. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bakal membawa gerbong kementerian yang dipimpinnya melompat  jauh menuju target menjaring 20 juta wisatawan di 2019. Jurusnya adalah Go Digital, menjadi harapan baru bagi Wonderful Indonesia untuk naik panggung sebagai the best digital marketing in the world. Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat optimis dan mengaku semakin percaya diri bahwa semakin digital semakin personal. Semakin digital semakin global. Semakin digital semakin professional. “Akan saya buktikan penggunaan digital itu akan membuat pariwisata Indonesia melompat lebih tinggi,” ungkapnya, Jakarta, Kamis, 15 September 2016.

Pengembangan sektor pariwisata memang dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah namun tidak dapat dipungkiri juga akan membawa dampak buruk bagi kelestarian lingkungan serta sosial budaya masyarakat. Kedatangan turis-turis jelas tidak hanya membawa dollar, namun juga membawa nilai. Sekalipun Rusia, China, Jepang dan Korea asalny abukan bangsa barat, namun nilai dan cara hidup mereka sudah mengalami westernisasi dan kapitalisasi. Jadi tidak ada bedanya antara bangsa Timur itu dengan bangsa Barat : Australia, Eropa atau Amerika. Fakta membuktikan pengidap penyakit HIV/AIDS di Bali meningkat drastis. Pada tahun 2014, tercatat hanya ada sekitar 8.000 pengidap. Namun, di tahun 2016 ini, jumlahnya melonjak hingga 13.774 jiwa. Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta, di Forum Podium Bali Bebas Bicara, di Lapangan Renon, Denpasar, Minggu (17/4/2016). Akankah kita membiarkan pemerintah terjebak jerat kapitalis dalam mendatangkan kerusakan yang terbalut kepingan dolar ? bagaimana tidak, industri wisata dalam masyarakat liberal kapitalistik tidak bisa dipisahkan dari bisnis miras, seksual dan hiburan. Membiarkan pariwisata dengan gaya seperti ini berarti makin merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat. Demi uang masyarakat kapitalis tidak peduli dengan kerusakan generasi, memang saat ini pemerintah tidak lagi sebagai pelayan masyarakat tapi hanya sebagai pedagang yang hanya peduli dengan nilai materi, bukan nilai hakiki kehidupan. Jangan sampai upaya untuk mendongkrak bisnis pariwisata harus dibayar mahal dengan kerusakan moral, generasi dan masyarakat yang tidak dapat diperbaiki lagi.

Penulis :  Mirza Fithry N