Denpasar (Metrobali.com)-

Pementasan drama musikal modern Pramusti Bali berlakon Sampek Ingtay yang akan dihelat, Jumat (6/7) besok di panggung terbuka Ardha Candra, (Arts Centre) Bali, Denpasar pukul 20.00 wita dijadikan indikator utama dari pertaruhan besar bagi citra politik budaya dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-34 tahun ini oleh Disbud Bali.
Pasalnya, secara mendadak para pengurus ataupun kepanitian yang terlibat dalam pementasan drama musikal modern dari Pramusti Bali diundang khusus oleh Kadisbud Bali, I Ketut Suastika,  untuk membahas beragam persiapan dalam mengatasi masalah teknis terkait sound system
dan lighting, Rabu (4/7) lalu.
Langkah ini sengaja dilakukan dalam upaya menyikapi polemik yang sempat membikin pihak panitia penyelenggara PKB panik dan kelimpungan akibat terjadinya insiden terkait kendala teknis menyangkut sound system dan lighting dalam sejumlah pagelaran kesenian, di antaranya saat acara pemilihan jegeg bagus Bali, dan kegiatan parade lagu daerah Bali. Hingga sempat membikin penonton kecewa sekaligus mengelus dada dalam ekspesi keheranan yang sarat makna.
Padahal, pemerintah sesungguhnya telah mewacanakan PKB tahun ini akan lebih baik dengan fasilitas sound system dan lighting yang layak dan cukup memadai sesuai standar pemanggungan internasional. Ini karena memang pemerintah telah melakukan pengadaan beragam perlengkapan dan peralatan pemanggungan. Terutama menyangkut sound system dan lighting dengan memakai alokasi dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Bali hingga mencapai Rp 21,1 miliar lebih. Tapi fakta di lapangan sangat jauh dari harapan publik, termasuk kalangan seniman sebagai pengguna perlengkapan dan peralatan tersebut.
Kadisbud Bali, I Ketut Suastika, dengan didampingi Kabid Kesenian & Perfilman Disbud Bali, Dra. Ida Ayu Putri Masyeni mengatakan sengaja mengundang para pihak terkait terutama pengurus Pramusti Bali guna mengantisipasi berbagai kendala dalam pementasan drama musikal modern
Sampek Ingtay yang akan dipentaskan, Jumat (6/7) malam ini menjelang detik-detik penutupan PKB yang tinggal beberapa hari lagi.
Diakuinya, upaya ini sebagai langkah konkret dan strategis dalam mengatisipasi beragam persoalan teknis yang sempat menjadi folemik dalam wacana publik terkait sound system dan lighting. “Kita ingin dalam pementasan drama musikal modern Pramusti Bali hal itu tidak terjadi lagi,” harapnya, demi pencitraan politik budaya dalam PKB tahun ini.
Lebih jauh, Suastika menengaskan akan mengoptimalkan seluruh kepanitian dalam mengawal pementasan drama musikal modern Pramusti Bali mulai dari proses gladi bersih hingga pementasan tuntas. “Karena pementasan drama musikal modern Pramusti Bali memang menjadi indikator utama dalam membenahi citra PKB tahun ini,” akunya.
Sementara itu, Ketua Pramusti Bali, IGN “Rahman” Murthana didampingi I Gusti Agung Bagus Mantra, selaku Ketua Panitia Drama Musikal Modern Sampek Ingtay mengakui sangat kaget dan sekaligus berbangga dibalik beban tersendiri yang memang cukup menantang. “Ini karena Pramusti Bali telah dipercaya untuk mengawal upaya pembenahan citra politik budaya dalam PKB tahun ini,” katanya.
Menurutnya, apapun yang terbaik sudah pasti pihaknya akan bekerjasama dengan pihak panitia PKB untuk memberikan yang terbaik, sehingga publik dapat mengapresiasi pementasan drama musikal modern Sampek Ingtay ini nantinya mampu memberikan dampak positif bagi pencitraan
politik budaya dalam PKB tahun ini, dan akan datang tentunya.
“Kita memang tidak berani mengumbar janji, tapi dengan semangat ngayah tulus iklas tanpa pamrih pihaknya akan berupaya maksimal untuk memberikan yang terbaik dalam pementasan nanti (drama musikal modern Sampek Ingtay,-red),” janjinya, yang diamini Bagus Mantra. IJA-MB