Jembrana (Metrobali.com)-

 Ni Ketut Nepo (85) atau sering dipanggil Dadong Nepo, seniman tua asal  Lingkungan Pancardawa Kelurahan Pendem Kecamatan Jembrana unjuk kebolehan menari berko (kesenian langka di Jembrana) di depan Bupati Jembrana I Putu Artha. Gerak nan lemuh gemulai yang dibawakannya, seakan menyiaratkan bahwa dirinya masih energik.

Dadong Nepo, semasih renaja jaman penjajahan Belanda dan Jepang adalah seorang seniman tari Berko, sebuah kesenian langka di Jembrana. Hebatnya, diusia senjanya Dadong Nepo nampak masih energik manarikan tarian berko, meski tanpa diiringi gambelan. Seperti yang dilakukannya, Jumat (28/6) saat mendapat kunjungan dari Bupati Jembrana I Putu Artha bersama istri Ari Sugianti Artha, Sekda Jembrana Gde Gunadnya dan sejumlah pejabat lainnya di lingkup Pemkab Jembrana.

Sejatinya kedatangan Bupati Jembrana ke kediaman Dadong Nepo ingin berkunjung lantaran Dadong Nepo dikabarkan sedang sakit. Namun ketika Artha tiba setelah menempuh perjalanan tanah yang berlumpur, sakit Dadong Nepo mendadak sembuh. Ia bersama suami tercinta I Nengah Tuntun (95) menyambut kedatangan orang nomor satu di Bumi Mekepung meski hanya dengan berkaos kaki dan sandal. “Beliau ini adalah seniman tua dari sebuah kesenian yang sangat langka di Jembrana yaitu Berko. Beliau harus kita perhatikan dan itu tugas dan tanggugjawab kita semua. Termasuk keseniannya, sehingga masyarakat Jembrana tahu akan keberadaan kesenian berko” Ujar Atha.

Menurut Artha, kesenian Berko sudah ada sejak sebelum masa penjajahan Belanda. Dan beliau bersama suaminya adalah salah satu pelaku kesenian berko yang masih hidup. Selanjutnya terkait dengan kesehatannya, Artha meminta agar Kadis Kesehatan selalu memperhatikannya dan melakukan pemantauan, minimal seminggu sekali.

Pada kesempatan itu, Bupati Jembrana I Putu Artha juga menyerahkan sejumlah bantuan termasuk menyerahkan obat, perabotan alat-alat rumah tangga dan selimut. MT-MB