KETEWEL TOLAK REKLAMASI

GIANYAR (Metrobali.com) –

Gema penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa terus meluas. Kali ini, Desa Pekraman Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar yang menegaskan pernyataan sikap mereka. Dua buah baliho berukuran raksasa menjadi bukti bahwa desa yang berlokasi di pesisir pantai ini sudah mengambil sikap.

“Menindaklanjuti hasil paruman desa, kami dari pihak organisasi generasi muda Desa Pekraman Ketewel dengan tegas menyatakan bahwa kami menolak reklamasi Teluk Benoa,” ucap Ketua Sabha Yowana Desa Pekraman Ketewel, Putu Gede Widya Kesuma Negara, Minggu (28/2).

Dua baliho raksasa berwarna merah bernuansa penolakan proyek urug laut tersebut di pasang di bypass Ketewel depan Trafick ligh, dan di bypass depan Banjar Pabean. Pemasangan ini juga dihadiri oleh prejuru Desa Pekraman Ketewel.

“Alasan kami menolak adalah dengan mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan dari reklamasi yaitu abrasi pantai,” ujar Putu Gede.

Bukan main-main pertimbangan tersebut. Ada tiga pura yang saat ini terancam abrasi serius. Pertama adalah Pura Sang Hyang Aya. Kondisi pura ini sangat memprihatinkan. Penyengker (tembok pembatas) digempur ombak habis-habisan hingga rubuh hancur bersisa puing.

Sedangkan kondisi pelinggih di dalam pura hanya tunggal beberapa saja. Krama sempat memperbaiki berkali-kali. Namun upaya itu kandas setelah ombak menyapu lagi.

“Sempat diperbaiki, tapi tak lama berselang dihantam ombak lagi. Temboknya sudah hancur dan sekarang hanya beberapa pelinggih saja yang tersisa di dalam pura,” ungkapnya.

Sementara itu, Pura Hyang Bukit dan Pura Segara yang lokasinya juga sudah begitu dekat dengan bibir pantai kini seakan menunggu waktu disapu ombak. Tak berhenti sampai di sana. Setra Desa Pekraman Ketewel juga bernasib sama.

Jarak pantai dan setra kian mendekat. Saat gelombang pasang, ombaknya terus menghantam pembatas setra. Krama adat Ketewel tidak ingin melihat pura dan setra mereka hilang. Penolakan terhadap rencana Reklamasi Teluk Benoa dinilai adalah harga mati.

“Pura dan desa kami sekarang terancam abrasi. Kami tidak mau tinggal diam dengan kondisi ini,” kata Putu Gede. SD-MB