Karangasem (Metrobali.com)-

Warga masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih terutama di Dusun Tanah Aron dan Dusun Butus, Desa Bhuana Giri, Karangasem mengaku enggan memanfaatkan air bersih dari Pemerintah. Selain prosesnya ribet, warga pun mengaku air dari pemerintah datangnya lama.

 Di Dusun Tanah Aron sendiri, warga hanya memanfaatkan air hujan yang ditampung di bak penampungan. Namun saat ini, air yang tersimpan di bak semakin menitipis lantaran sudah memasuki  musim kemarau. Kalaupun ada sumber air bersih, tempatnya pun jauh dilereng Gunung Agung dan jaraknya mencapai 2 kilometer. Itupun  menurut warga ,untuk memperoleh air dua ember harus menunggu hampir setengah hari lantaran debit airnya kecil.

  ”Ini memang rutin terjadi setiap musim panas, warga disini  kesulitan mendapat air bersih dan hanya menghandalkan air hujan,”ujar I Wayan Biakta ,(60), salah seorang warga Dusun Tanah Aron,pada Sabtu (14/9/).

  Menurut Biakta,walaupun pemkab Karangasem menyediakan air bersih, namun warga mengaku enggan memanfaatkan air bersih yang disediakan oleh pemerintah. Warga mengaku keengganan warga dikarenakan untuk mengurusnya terlalu ribet dan berbelit-belit. Warga juga harus melapor terlebih dahulu melalui kelian Dusun, Perbekel serta kantor camat, baru setelah itu ke Dinas Sosial. Hal inilah yang membuat warga enggan memanfaatkan air bersih pemerintah.

  ”Kalau menunggu air bersih dari pemerintah, bisa satu minggu baru datang, sedangkan kami memerlukan air bersih setiap hari. Ketimbang tidak mempunyai air,lebih baik membeli, walaupun harganya sampai Rp. 200 ribu pertangki,”ujar Biakta lagi.

  Hal yang sama juga benarkan oleh warga Dusun Butus , I Gede Kusuma Yuda, (28).  Menurutnya,tidak ada aliran PDAM yang melayani ke Dusunnya, sehingga warga Dusun Butus hanya mengandalkan air hujan yang ditampung di bak-bak warga. Hanya saja, ketika musim kemarau seperti saat ini, air yang dipenampungan mulai habis.

  ”Kalau menunggu air dari Pemerintah sangat lama, keburu habis air dipenampungan, lebih baik langsung beli, toh juga mempergunakan air bersih setiap hari,”ujar Kusuma Yuda.

  Sementara itu, Pemkab Karangasem melalui Dinas Sosial mengaku telah menyiapkan pasokan air bersih bagi masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih. Tiap-tiap tangki berkapasitas 5 ribu liter dimana Dissos telah menyiapkan 248 tangki air bersih. Namun, hingga saat ini belum ada permintaan dari warga untuk memperoleh air bersih dari Dissos.

  ”Sebanyak 248 tangki air bersih sudah siap dipasok ke daerah-daerah yang kekurangan air, namun hingga kini belum ada permintaan dari warga,”ujar Kadis Sosial, I Made Sosiawan, belum lama ini. BUD-MB