Suasana Pelantikan YJI Bali

 Denpasar (Metrobali.com)-

Dipercaya menjadi Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Utama Bali masa bhakti 2014-2019, Ny.Ayu Pastika bertekad memantapkan upaya pencegahan penyakit jantung yang belakangan menjadi penyebab kematian tertinggi di kelompok Penyakit Tidak Menular (PTM). Penegasan tersebut disampaikannya usai dilantik oleh Ketua Umum YJI Pusat Ny.Shyahrina Zuhal di Gedung Kertha Sabha, Sabtu (14/6).

Ayu Pastika menambahkan, duduk sebagai ketum di kepengurusan YJI Bali merupakan sebuah kepercayaan yang harus dijawab dengan kerja keras di bidang pencegahan penyakit jantung dan hipertensi. Sejalan dengan target yang ditetapkan YJI pusat untuk menekan angka kematian akibat jantung dan hipertensi hingga 25 persen pada tahun 2025, pihaknya akan menggencarkan upaya promotif, preventif dan kuratif dalam program kerja lima tahun ke depan.

Dalam kesempatan itu Ayu Pastika juga menegaskan bahwa kepedulian terhadap kesehatan merupakan kewajiban setiap orang. Khusus terkait penyakit jantung dan hipertensi, dia mengingatkan bahwa faktor resiko belakangan cerderung bergeser ke kalangan generasi muda yang notabene masih produktif. “Penyakit jantung dan hipertensi, tambah Ayu Pastika, kini tak lagi identik dengan kalangan tua,” ujarnya.

Untuk itu, kampanye pencegahan penyakit jantung dan hipertensi di kalangan remaja akan menjadi salah satu fokus programnya ke depan. Dalam kesempatan itu, dia juga mengkampanyekan panca usaha sehat guna mencegah penyakit jantung dan hipertensi yaitu gizi berimbang, jauhkan  rokok, hindari stres, jaga tensi dan teratur berolah raga. YJI Bali juga  akan mendorong terbentuknya lebih banyak lagi KJS (Klub Jantung Sehat) dan KJR (Klub Jantung Remaja) di seluruh Bali.

Hal senada juga disampaikan Ketua YJI Pusat Ny. Shyahrina Zuhal. Dalam sambutannya, dia menyinggung kecenderungan resiko penyakit jantung dan hipertensi yang telah bergeser ke kalangan muda. Hal ini tak terlepas dari gaya hidup modern yang minim gerakan fisik. Selain itu, pola makan yang kurang berimbang juga menjadi faktor pemicu meningkatnya penyakit jantung dan hipertensi.

Karena itu, dia menilai peran YJI ke depannya sangat strategis dalam upaya menekan angka kematian akibat penyakit ini. “YJI harus menjadi pelopor gaya hidup sehat bagi masyarakat melalui arah kebijakan yang proporsional,” imbuhnya. Lebih dari itu, keberadaan YJI hendaknya mampu memberi informasi bagi masyarakat tentang upaya pencegahan penyakit ini. Remaja dan perempuan, tambah dia, menjadi sasaran utama program YJI karena kelompok ini dinilai mampu menyebarkan informasi tentang pentingnya hidup sehat mulai lingkungan keluarga. “Target kita bisa menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung dan hipertenti hingga 25 persen pada tahun 2025,” pungkasnya.

Sementara Gubernur Made Mangku Pastika dalam sambutan yang dibacakan Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya menyampaikan bahwa belakangan ini penyakit jantung dan hipertensi menjadi ancaman serius. Kemajuan teknologi menyebabkan pergeseran gaya hidup dan mengurangi gerak fisik manusia. Hal ini berdampak pada bergesernya pola penyakit penyebab kematian. Kalau sebelumnya kematian banyak disumbang oleh penyakit yang disebabkan infeksi, belakangan justru lebih banyak disebabkan penyakit non infeksi atau Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM yang banyak menyumbang angka kematian diantaranya jantung, kanker, paru-paru kronis dan diabetes. “Jantung menempati peringkat teratas,” ujarnya. Untuk itu, Gubernur menilai peran YJI sangat strategis dalam upaya pencegahan penyakit ini. Ke depannya dia berharap berbagai upaya tersebut terus dimantapkan agar kematian akibat penyakit jantung dan hipertensi bisa terus ditekan. AD-MB