Foto : Ketua Kadin Bali AA Ngurah Alit Wiraputra yang juga kini nyaleg DPR RI dapil Bali dari Partai Gerindra.

 

Denpasar (Metrobali.com)-

 

Lika-liku perjuangan para bakal calon legislatif (caleg) dalam Pemilu Legislatif (Pileg) untuk mendapatkan “tiket” nyaleg memang penuh cerita dan “drama”. Ada yang diganjal dan dihabisi di internal, ada juga yang berjibaku dengan urusan berkas administrasi sehingga nyaris terpental dari bursa pencalonan sebagai wakil rakyat.

 

Hal ini seperti dialami Ketua Kadin Bali AA Ngurah Alit Wiraputra yang maju sebagai bakal caleg DPR RI daerah pemilihan (dapil) Bali dari Partai Gerindra. Ia nyaris saja tidak lolos verifikasi berkas administrasi karena masalah berkas tes kesehatan.

 

“Maju caleg DPR RI perlu perjuangan berat. Dokumen tes kesehatan yang sudah dikirim dinyatakan tidak berlaku oleh KPU dan akhirnya dinyatakan berlaku lagi,” kata Alit Wiraputra saat ditemui di kantor Kadin Bali, Jalan Mawar Denpasar, Kamis (2/8/2018).

 

Ia menceritakan awalnya ia melakukan tes kesehatan yang juga meliputi tes bebas narkoba di RS Bhayangkara Polda Bali. Tes kesehatan ini menjadi salah satu syarat berkas pencalegan. Namun setelah semua berkas pencalegan disetorkan ke Partai Gerindra kemudian didaftarkan ke KPU RI, dokumen tes kesehatan ini dinyatakan tidak berlaku oleh KPU. Alasannya, RS Bhayangkara Polda Bali dianggap tidak menjadi salah satu RS yang direkomendasikan untuk menggelar tes kesehatan bagi bakal caleg.

 

“RS Bhayangkara dibilang tidak direkomendasi. Padahal RS Bhayangkara itu sangat kapabel, disiplin, pelayanannya juga bagus. Dengan kemampuan itu harusnya keterangan hasil tes kesehatan saya diterima,” ujar Alit Wiraputra.

 

Karenanya hasil tes kesehatan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku, terpaksa dalam batas waktu yang semakin singkat untuk melakukan perbaikan berkas, Alit Wiraputra menjalani ulang tes kesehatan di RS Sanglah. Namun setelah hasil tes kedua ini kembali dikirimkan ke KPU, malah hasil tes yang pertama berbalik dinyatakan berlaku. Jadi kedua hasil tes kesehatan ini diterima KPU.

 

“Saya jadi merasa seperti ada yang tidak beres. Sebab ada teman-teman bakal caleg yang dari Gerindra maju ke DPRD Kabupaten dan Provinsi juga sama tes kesehatan di RS Bhayangkara dan berkasnya diterima KPU setempat. Kenapa malah hanya berkas saya yang pertama dinyatakan tidak berlaku,” ujarnya

 

Ia menyayangkan kondisi tersebut sebab ada kesan dirinya dipersulit.  Semestinya KPU harus memberikan kepastian sejak awal mana RS yang boleh mana yang tidak. “Kondisi itu membuat perjuangan saya sangat panjang. Itu luka liku baru pertama kali ke DPR RI. Tapi syukurlah akhirnya semua berkas saya dinyatakan lengkap. Semoga semua ini lancar hingga penetapan DCT (Daftar Calon Tetap),” kata Alit Wiraputra.

 

Ia mengaku siap membawa dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Bali melalui DPR RI. Tujuannya agar pertumbuhan dan pemerataan pembangunan di Bali segera terwujud dengan d bangunnya infrastruktur jalan ke semua daerah dan bandara di Bali Utara segera bisa diwujudkan. “Juga pendapatan daerah kabupaten lain selain Badung agar bisa diiingkatakan dengan memberdayakan dan mengggali potensi daerah atau kabupaten yang ada,” ujarnya.

 

Ia juga ingin berjuang menjaga destinasi wisata Bali agar lebih baik dan  bisa bersaing menjadi destinasi wisata international dan menjaga peningkatan kunjungan wisatawan international. “Yang penting juga bagaimana menjaga adat dan budaya Bali agar masyarakat Bali bisa ajeg dan sejahtera,” katanya.

 

Saat dipercaya duduk di Senayan nanti, dirinya ingin membela dan memperjuangkan kepentingan wirausaha khususnya pelaku UMKM di Bali serta merebut berbagai peluang usaha yang ada. Apalagi pertumbuhan ekonomi Bali selalu di atas rata rata nasional sehingga peluang terbuka lebar untuk wirausaha baru.

 

“Saya ingin  memperjuangkan pengusaha Bali untuk bisa jadi tuan di rumah sendiri dan merebut peluang usaha yang ada. Maka saya terus memotivasi generasi muda untuk menjadi pengusaha,” tegasnya.

 

Secara keseluruhan, Alir Wiraputra bertekad memperjuangkan dan membantu menyelesaikan sembilan permasalahan pokok  yang dihadapi Bali yakni sampah, infrastruktur, limbah hotel dan restoran, kemandirian energi, abrasi pantai, kebutuhan air bersih, pelestarian ada budaya, peningkatan kualitas SDM Bli serta pemerataan pembangunan dan peningkatan PAD Bali.

Pewarta : Widana Daud

Editor : Whraspati Radha