Pemuda Ini Diamankan
Pemuda Diamankan
Denpasar, (Metrobali.com)-
Diduga pura-pura gila, pemuda asal Dusun Curah Welut, Pancakarya, Jember, Jawa Timur, Hoiron Hasan (22), diamankan petugas. Ulah pemuda ini membuat warga di Jalan Trengguli, Gang XXII, Denpasar Timur jengkel.
Pasalnya, warga curiga jika yang bersangkutan hendak melakukan penculikan bayi di sebuah rumah di kawasan tersebut, tepatnya di rumah No. 20, Senin (17/7) sekitar pukul 10.00 wita pagi. Pun saat ditanya, yang bersangkutan menjawab seperti orang melantur.
“Saya bingung mau menyampaikan apa, orang ini juga tidak terbukti menculik bayi. Hanya saja memang diajak ngomong itu tidak nyambung. Masih tidak sesuai dengan pertanyaan, ditanya begini jawabnya begitu. Sementara masih dilakukan pendalaman terhadap yang bersangkutan. Jika sudah agak tenang, semoga bisa menjawab dengan benar,” jelas Kapolsek Denpasar Timur Kompol Putu Indra Jaya, Senin (17/7).
Menurutnya, yang bersangkutan akan diinterograsi selama 1×24 jam, terkait maksud dan tujuan ke rumah tersebut. Sehingga yang bersangkutan dapat menjelaskan dugaan akan melakukan tindak kejahatan penculikan bayi tersebut.
“Kami juga belum bisa memastikan bahwa yang bersangkutan menganut aliran tertentu meski ditemukan benda yang diduga jimat. Kita juga tidak tahu apakah dia memang suka dengan anak kecilkan?,” terangnya.
Sementara informasi yang berhasil dihimpun, Hasan dengan mengendarai motor Honda Beat warna merah dengan nopol  P 5769 SJ tanpa helm dilaporkan saksi, Ni Komang Arnyana, (36) setelah kepergok tengah mengayun-ayunkan putra pertamanya dirumahnya Jalan Trengguli Gang XXII No. 20, Banjar Tambau Tengah, Kelurahan Penatih, Denpasar Timur.
 “Saat saya sedang masak, anak saya yang baru berumur satu tahun tiba-tiba terbangun. Lalu saya pindahkan ke ayunan. Saat itu saya tinggal memindahkan nasi di magicjar, saat saya kembali kedepan tiba-tiba sudah ada pemuda tersebut dan mengayun-ayunkan anak saya,” terang Arnyana.
Saat pemuda tersebut ditanya, justru menjawab tengah mencari salah satu anak kecil di rumah tersebut. Sontak pemilik rumah menjadi takut dan sempat mengira bahwa anaknya yang akan dijadikan sasaran penculikan.
“Disini rumah temanku dan aku mau pamitan. Mau pamit ke Bali,” tiru Arnyana mendapati jawaban Hasan yang tidak menyadari bahwa pihaknya sudah berada di Bali.
Ditambahkan saksi Sintha (23), menyatakan bahwa saat itu disamping rumahnya ada dua orang anak kecil yang satunya baru umur 1 tahun yang tengah dalam ayunan dan seorang lagi usia 2,5 tahun  yang duduk disebelah ayunan.
“Saat kedua orang tua bayi sedang memasak, tiba-tiba masuklah pemuda tersebut. Hingga akhirnya diayunin dan dikasih susu. Dan yang agak besar dikasih permen,” kata Sintha.
Saat pelaku digeledah oleh petugas, dalam dompetnya tak ada identitas yang ditemukan, hanya sebatas selembar surat keterangan tinggal dan pernyataan bahwa dia adalah warga Jember.
Tiket penyeberangan dari Ketapang – Gilimanuk, jam tangan, permen Greentea sebanyak 6 biji, selembar kertas bertuliskan huruf arab dan selembar lagi tulisan arab yang dilipat dan dilakban coklat. Keduanya diduga jimat.
Saat ditanya, yang bersangkutan sempat mengaku tinggal di Malboro, namun ketika diantar ke Malboro tidak mampu menunjukkan lokasi tinggalnya. Sementara tidak ada pihak keluarga yang bisa dihubungi.
“Saya hanya ingin tinggal di pondok. Habis ini saya pasti dipondokkan. Maksud saya pondok penjara,” ujar Hasan.
Sebenarnya Hasan sendiri tidak benar-benar gila, karena saat dilontarkan beberapa pertanyaan terkadang bisa dijawab dengan rasional. Namun lebih banyak mengelantur.
“Saya tidak gila, hanya ingin agar orang lain tertawa untuk saya. Karena saat itu aku tahu mereka perhatian kepada saya,” akunya.SIA-MB