Singaraja (Metrobali.com)-

Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum enggan mengomentari lebih jauh desakan Ruhut Sitompul yang meminta agar Anas mundur sementara dari jabatannya.  Sikap itu diambil Ruhut karena Anas telah dua kali dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk dimintai keterangan dalam kasus dugaan korupsi mega proyek pusat olah raga Hambalang di Bogor, Jawa Barat.  Anas menganggap tak ada yang lebih penting untuk dipikirkan ketimbang melakukan kerja-kerja kepartaian. “Bagi saya tidak ada yang lebih penting ketimbang kerja konsolidasi partai,” kata Anas di Buleleng, Bali, Jumat 6 Juli 2012.  Anas mengaku tak ingin menjadikan hal lain sebagai prioritas ketimbang melakukan konsolidasi partai.
“Jadi konsentrasi saya terus melakukan kerja-kerja konsolidasi terutama di daerah-daerah, termasuk kegiatan hari ini. Jadi, hal-hal di luar itu bukan menjadi prioritas perhatian saya,” imbuh Anas.  Sementara itu, saat ditanya sikapnya atas komentar para pakar yang menyatakan karir Anas telah habis, mantan Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu menanggapinya dengan santai.  “Saya baru belajar awal. Karir saja belum, kok dibilang tamat,” tutur Anas.

Soal kasus hukum yang kini membelitnya, Anas meminta agar diserahkan sepenuhnya dipercayakan kepada proses hukum. “Memang saya tahu diolah-olah sebagai opini. Itu hal yang biasa saja. Tetapi yang penting, kalau masalah hukum silakan berproses dengan pendekatan hukum. Dan itu tidak memengaruhi kinerja partai dan kader-kader partai,” ungkap dia.  “Sudah saya jelaskan semua di sana. Saya kira tidak perlu menjadi bahan peropinian karena biar menjadi proses hukum,” imbuhnya. BOB-MB