elpiji

Denpasar, (Metrobali.com) –

Assistant Manager External Relation Pertamina Marketing Operation Region V Wilayah Jatim, Nusa Tenggara dan Bali, Happy Wulansari mengajak seluruh masyarakat di Bali umumnya agar selalu membeli elpiji subsidi 3 kg di pangkalan resmi milik Pertamina yang tersebar di seluruh Bali. YpAjakan tersebut berawal dari keluhaan masyarakat di Bali karena harga elpiji 3 kilogram yang tidak merata dan bahkan mencapai Rp 23 ribu pertabung.

“Harga eceran tertinggi elpiji 3 kg yang dijual Pertamina itu hanya Rp 14.500/tabung. Kalau ada peningkatan harga itu sudah merupakan kewenangan pemerintah setempat. Makanya kami mengajak seluruh masyarakat agar membeli elpiji subsidi 3 kilogram di seluruh SPBU yang menjualnya agar harga tetap sama sesuai ketentuan pemerintah,” ujarnya saat dikonfirmasi di Denpasar, Selasa (25/8).

Menurut Happy, pengawasan Pertamina hanya sampai pada tingkat pangkalan resmi dibawah kontrol Pertamina. Sementara harga di tingkat sub agen sampai pengecer sudah bukan merupakan tanggungjawab Pertamina lagi. Harga tersebut merupakan kewenangan dan kontrol pemerintah setempat atau pun diatur oleh pemerintah setempat.

“Makanya kami sekali lagi mengajak agar masyarakat membeli elpiji 3 kg subsidi di SPBU atau pangkalan resmi. Karena disana tetap dijual dengan harga eceran tertinggi Rp 14.500 pertabung,” ujarnya.

Ia juga mengajak masyarakat atau konsumen yang menemukan pangkalan yang menjual Elpiji 3 kilogram subsidi di atas harga eceran tertinggi Rp 14.500 segera melaporkannya kepada Pertamina.

“Kita akan tindak tegas. Dan sanksinya sampai dengan pencabutan isin dari pangkalan yang bersangkutan,” ujarnya.

Kuota elpiji di Bali adalah 151.487 metrik ton perbulan. Sementara sampai dengan pekan kedua Agustus sudah terealisasi 92.386 metrik ton atau 61 persen dari kuota yang tersedia. Sementara jumlah agen di Bali yang dikontrol resmi Pertamina adalah 1.685 agen atau pangkalan yang semuanya mengantongi izin resmi. Sementara SPBU yang menjual elpiji 3 kilogram sebanyak 80 SPBU. Jumlah ini menyebar merata di seluruh titik strategis di Bali.

Beberapa pengecer di Bali mengaku permainan harga elpiji subsidi sebenarnya berasal dari pangkalan atau agen resmi. Biasanya oknum pemilik agen dominan bermain terkait harga. Adapun modus dilakukan begitu rapi dalam adimistrasi. Tahapan tersebut berjalan dengan lemahnya pengawasan. Modus tersebut berawal dari penyetoran data pangkalan ke Pertamina yang fiktif oleh kerabat, saudara, karyawan dari pangkalan resmi.

Tujuannya memudahkan untuk mengendalikan baik alokasi tabung maupun harga. Selain itu agen juga membuat nota penjualan fiktif dan pembayaran cash money tidak melalui transfer. Tujuannya untuk penghapusan bukti transaksi. Pemilik pangkalan yang terdaftar di luar dari keluarga ditekan dengan dasar pengurangan alokasi. Ini bisa dilakukan karena hukum ekonomi “barang sedikit harga pasti tinggi”.

Kelompok ini memberikan penekanan atau ancaman terhadap pangkalan agar jangan membocorkan harga ditetapkan oknum pemilik agen ke Pertamina di bawah tangan. Terakhir mengurangi alokasi didapat pangkalan tidak sesuai kontrak kerjasama dan diarahkan ke pangkalan bayangan untuk diibentuk agen.SIA-MB