Dewan Pers Segera Tindaklanjuti Laporan Pegiat Pers Merdeka dan Bertanggung Jawab
Jakarta (Metrobali.com)-
Kehadiran pegiat pers di Bali ternyata mendapat respon Langsung dari Dewan Pers. Ketua Dewan Pers Prof. Bagir Manan berjanji akan segera menindaklanjuti pengaduan ‘Pegiat Pers Merdeka dan Bertanggung Jawab’ yang menyatakan kebebasan pers yang kebablasan di Bali. ‘’Kami segera mengadakan rapat dan apa yang bapak dan ibu sampaikan akan segera dibahas dalam rapat Dewan Pers,’’ kata Bagir Manan, Kamis (15/8). Selain ke Dewan Pers, mereka juga mendatangi anggota DPD RI asal Bali diterima I Wayanb Sudirta, S.H.
Mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) tersebut, menerima pegiat pers dan tokoh masyarakat serta pengamat pers yang menamakan dirinya, ‘’Pegiat Pers Merdeka dan Bertanggung Jawab’’ yang dipimpin Prof. LK Suryani, serta beberapa rekannya seperti, mantan wartawan Kompas Raka Santeri, anggota KPID Bali Nyoman Mardika, PU Bali Tribune Made Nariana, yang juga mantan Ketua PWI Bali, Pemred Bali Travel Newpapers Wisnu Wardana, Pemred/Penanggung jawab Bali Tribune Wayan Suyadnya, Pemred Fajar Bali Emanuel Dewata Oja serta PU Metro Bali Nyoman Sutiawan.
Mereka menyampaikan hasil diskusi ‘kebebasan pers di Bali’’ yang diselenggarakan, Rabu (8/8) lalu di Resto Paramita Denpasar. Mereka melaporkan, ‘’Intinya pers di Bali tidak sedang terancam. Kalau toh ada media yang merasa kebebasannya terancam, itu tak bisa menggenalisir kebebasan pers di Bali terancam. Buktinya, saya dan teman-teman pegiat pers lainnya di Bali baik-baik saja. Justru sebaliknya, kebebasan yang ada sekarang dipergunakan untuk menghasut, dan menyebarkan berita yang berbau fitnah. Ini sangat berbhaya bagi Bali ke depan,’’ kata Wisnu Wardana menambahkan.
Prof Suryani menambahkan, berita-berita yang menghasut, apalagi berbau fitnah, sangat berbahaya bagi Bali ke depan. Selain mencitrakan Bali sebagai daerah yang tidak kondusif—bertengkar terus, berita-berita yang tidak mendidik itu, akan membuat masyarakat Bali terkotak-kotak dan pada ujungnya saling berhadapan. ‘’Ini bisa membuat chaos,’’ katanya seraya minta Dewan Pers segera turun tangan mengumpulkan dan menyerap aspirasi langsung ke Bali.
Hal yang sama juga dikemukakan Raka Santeri. ‘’Kami tidak memihak siapa-siapa. Posisi kami independen, karena itu, kami tidak masuk pada wilayah sengketa antara Bali Post dan Gubernur Mangku Pastika. Itu sudah masuk wilayah hukum dan kita semua harus menghargai proses hukum yang kini sedang berjalan,’’ katanya seraya menambahkan, pembelaannya ada pada masyarakat Bali. ‘’Saya mengkhawatirkan masyaraat Bali, jika terus dicekoki dengan berita-berita yang tndensius, menghasut apalagi memobilisasi untuk melakukan sesuatu, bukan mustahil akan membuat permasalahan yang krusial bagi Bali ke depan. Kami berharap Dewan Pers dengan kewenangannya melakukan langkah-langkah yang tegas,’’ pintanya.
Rapat Dewan Pers
Atas masukan tersebut, Bagir Manan berjanji akan menggelar rapat Dewan Pers. ‘’Masukan ini akan kami bahas dalam rapat Dewan Pers. Kami akan segera mengadakan rapat,’’ katanya seraya menambahkan, dalam rapat dimaksud, anggota Dewan Pers di mana anggota yang menjadi pemilik pers yang tersangkut tak akan dilibatkan dalam rapat tersebut . ‘’Aturan main yang kami miliki, seperti itu, anggota Dewan Pers yang tersangkut masalah tak diikutkan dalam rapat terebut,’’ katanya seraya menyatakan aspresianya atas kepedulian pegiat pers, tokoh masyarakat dan pengamat pers memberikan masukan-masukan terhedap perkembangan pers di Bali.
Bagir Manan berharap msyarakat Bali tak apriori dengan keberadaan Dewan Pers. ‘’Jangan sungkan-sungkan, sampaikan segala permasalahan yang terkait dengan pers. Kami akan tindaklanjuti. Masukan ini bagi kami sangat berarti,’’ katanya.
Bertanggungjawab
I Wayan Sudirta mengatakan, sebagai wakil rakyat, dia berkewajiban untuk menerima dan memperjuangkan aspirasi rakyat Bali yang diwakilinya. ‘’Sesuai kewenangan yang kami miliki, kami terima aspirasi ini dan kam sampaikan sebagaimana mestinya,’’ katanya. Dia berharap, adanya pers yang sehat dan bertanggung jawab. ‘’Pers yang sehat dan bertanggung jawab, sangat dibutuhkan dalam membangun masyarakat. Karena itu, kami berharap, kehidupan pers di Bali berlangsung denga baik,’’ katanya. YAD-MB
4 Komentar
merdeka…..!!!
Ah..pers saat ini adalah pers partisan, pers-nya partai politik, tokoh tertentu dan orang kaya. Bukan lagi pers rakyat. Salah satu pilar demokrasi yg akhirnya keropos juga. Idealisme hanya tinggal kenangan. Selamat bernostalgia.
Tinggalkan saja pers yang hanya sebagai pers partispipan dan pers yang hanya berorientasi ”UANG”.
Saya sangat yakin kalau masyarakat bali sudah semakin cerdas, golongan yang membaca koran adalah mereka yang rata rata sudah cukup berpendidikan dan melek politik, lama kelamaan koran tersebut tidak akan ada pembacanya